Liputan6.com, Jakarta Memasuki usia kandungan delapan bulan, Zaskia Adya Mecca telah menentukan metode persalinan kelima. Zaskia Adya Mecca berdiskusi dengan suami dari metode bersalin hingga lokasi.
Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com via sambungan telepon baru-baru ini, bintang film Sang Pencerah dan Ayat-ayat Cinta menyatakan ingin menempuh bedah cesar.
Advertisement
Baca Juga
“Napas mulai (gampang) sesak. Mau di Jakarta atau Yogyakarta, saya oke-oke saja. Pilih dokter kan kayak memilih jodoh, ya. Terserah Allah saja,” Zaskia Adya Mecca menjelaskan.
Rekomendasi Hanung
Ia menambahkan, Hanung Bramantyo menyarakan bedah cesar. “Kalau mau bersalin normal enggak apa-apa, saya siap. Tapi saat berdiskusi dengan Mas Hanung, ia menyarakan bedah cesar di Yogyakarta. Ada banyak pertimbangan, sih,” bintang sinetron Para Pencari Tuhan menyambung.
Salah satu pertimbangannya, unsur praktis. Zaskia Adya Mecca bersyukur, sebagai ibu, pengalaman bersalinnya relatif lengkap. “Waktu melahirkan Sybil dan Kala, saya bersalin normal. Pas melahirkan Kaba dan Bhre, bedah cesar,” ujar seleb kelahiran Jakarta, 8 Septrember 1987.
Advertisement
Alasan Lain Zaskia
Memilih bedah cesar saat melahirkan dua anak laki-laki, kata Zaskia, bukan untuk gaya-gayaan. “Saya ingin merasakan pengalaman bedah cesar seperti apa. Bersyukur, dokter mengizinkan setelah mengecek riwayat kesehatan kandungan saya kala itu,” paparnya.
Alasan Zaskia Adya Mecca lainnya, “Saya sering diundang gelar wicara kesehatan ibu dan anak. Tak jarang temanya persalinan. Saat bahas bedah cesar, setidaknya saya punya pengalaman untuk dibagikan ke audiens. Bukan sekadar katanya atau teorinya, karena pernah mengalami.”
Terguncang Saat Hamil Kelima
Kehamilan kelima memberi Zaskia Adya Mecca banyak pelajaran. Salah satunya, pentingnya sistem pendukung alias support system yang solid bagi ibu hamil.
Seperti diketahui, Zaskia Adya Mecca terguncang mengetahui hamil kali kelima. Ia sempat menyalahkan suami bahkan berwacana menggugurkan kandungan di Singapura.
Advertisement
Suami, Keluarga, dan Sahabat
Berkaca pada pengalaman ini, mental perempuan saat berbadan dua perlu disiapkan. Mengingat selama hamil, perempuan mengalami perubahan fisik maupun hormon yang berdampak pada suasana hati.
“Kesabaran Mas Hanung, dukungan keluarga, dan pertemanan sehat membuat saya bertahan. Akhirnya, saya mampu membalik keadaan dari syok menjadi penuh syukur dan bahagia. Peran suami, keluarga, dan sahabat sangat penting,” ia mengingatkan.