Sukses

Irfan Hakim Ungkap Perasaan Nge-Host Tanpa Penonton di Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa

Irfan Hakim salah satu seniman yang masih bekerja di tengah wabah Corona Covid-19. Apa rasanya memandu program tanpa penonton?

Liputan6.com, Jakarta - Irfan Hakim terpilih menjadi salah satu pemandu gelar wicara virtual bertajuk "Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa." Tak sendiri, dalam acara tersebut hadir juga Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dr. Abdul Kharis Almasyhari dan Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah.

Irfan Hakim mengaku pandemi Corona Covid-19 membuatnya stres. Untungnya, ada siaran televisi yang menghibur dan efektif mengaburkan rasa tertekan. Sejak wabah merebak, Irfan Hakim mengaku ada yang berbeda dan aneh saat membawakan acara.

Di sisi lain, Irfan Hakim bersyukur tak banyak kehilangan pekerjaan. "Perasaannya aneh banget saat enggak ada penonton. Tapi setelah terbiasa, ya sudah enggak aneh lagi," jelas Irfan Hakim.

2 dari 5 halaman

Rindu Penonton

Meski telah beradaptasi dengan kondisi studio tanpa penonton, pria kelahiran Bandung, 15 Oktober 1975, ini merindukan situasi seperti dulu. "Saya rindu dengan penonton yang berdesakan. Tapi demi kesehatan ya sudahlah, kita harus terima situasi seperti ini," lanjutnya.

 

3 dari 5 halaman

Seribu Orang

Irfan Hakim menjelaskan, sebelum ada pandemi, ada lebih dari seribu orang berada di studio. "Dulu ada lebih dari seribu orang tapi sekarang sudah enggak ada. Kru juga sekarang cuma beberapa," kenangnya.

 

4 dari 5 halaman

Hikmah Di Balik Wabah

Terkait beberapa pekerjaan yang batal akibat wabah Covid-19, Irfan Hakim mengaku sedih. "Menyedihkan buat saya (ketika) program dibatalkan," aku Irfan Hakim. Ia pun memetik hikmah di balik wabah.

5 dari 5 halaman

Tanpa Bersentuhan

"Menjalani aturan P3SPS awalnya pasti aneh dijalani. Kita dari televisi dan pengisi acara harus kreatif. Sejujurnya, saya bersyukur adanya pandemi. Dulu saya sempat menolak adegan peluk dan cium. Sekarang tanpa bersentuhan pun masih bisa mesra," Irfan Hakim menjawab pertanyaan salah satu peserta.