Sukses

Jakarta Horror Screen Festival Episode 5 Bahas Tema Menggali Mitos

Jakarta Horror Screen Festival memilih tema Menggali Mitos karena mitos sudah menjadi budaya dan tradisi bagi masyarakat di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Acara Jakarta Horror Screen Festival telah mencapai pertemuan kelima pada Kamis (2/7/2020) lalu di kedai kopi Lali Bojo, Jakarta Timur. Bertepatan dengan malam Jumat lalu, kembali mengusung tema menarik ‘Menggali Mitos’.

Digagas oleh Kumpulan Jurnalis Sinema Indonesia, Jakarta Horror Screen Festival kembali menampilkan narasumber yang menarik, yakni Muhammad Bagiono (produser/spiritualis), Alda Augustine, Jelita Callebaut, serta Monique Sekar.

Biarpun terhitung sebagai pendatang baru di industri hiburan, Monique Sekar tetap mampu menjadi narasumber yang kompeten di Jakarta Horror Screen Festival.

Talkshow ringan ini bertema 'Menggali Mitos' karena mitos sudah menjadi budaya dan tradisi bagi masyarakat di Indonesia.

2 dari 6 halaman

Warisan Leluhur

Pasalnya asal usul negeri ini memang berasal dari keragaman budaya, agama, serta kepercayaan yang hingga kini menjadi warisan leluhur dari nenek moyang.

Mitos pun terkadang menjadi sebagai identitas sebuah negeri, termasuk di sejumlah masyarakat Indonesia. Namun, mitos terkadang tak memiliki akar budaya yang pasti serta keburaman fakta yang diturunkan antar generasi.

3 dari 6 halaman

Turun Temurun

“Mitos itu bagi saya hanya sebuah cerita temurun yang di kemas-kemas menarik sedemikian rupa dengan kekuatan aturan-aturannya, agar orang itu patuh. Seperti cerita-cerita mitos tentang misteri, horor bahkan juga soal sopan santun. Ada nih contoh, ‘kalau maghrib jangan keluyuran, banyak setan berkeliaran’,” terang Muhammad Bagiono dalam acara tersebut.

”Faktanya, setan itu berkeliaran enggak kenal waktu. Kenapa kita saat kecil sering diberitahu jangan keliaran saat maghrib, ya karena hari sudah mulai gelap, penglihatan berkurang kalau gelap kan?" ia melanjutkan.

"Ada lagi, jangan duduk depan pintu katanya ‘pamali’, alias enggak baiklah. Faktanya, pintu itu tempat orang lewat keluar masuk. Jadi kalau kita duduk depan pintu, ya orang mau masuk jadi terhalang,” tambah Bagiono.

4 dari 6 halaman

Mitos di Ruang Misteri

Sementara itu, mitos dalam ranah dan horor memiliki kesan yang berbeda di mata Bagiono. Menurutnya, masih banyak masyarakat kita yang percaya dengan dongeng-dongeng misteri dan horor.

Bahkan banyak yang meyakininya dongeng-dongen tersebut punya pengaruh bersar terhadap kehidupan mereka yang meyakininya. Sehingga, ada kemungkinan mitos sering digunakan sebagai dongeng pengantar tidur.

 

5 dari 6 halaman

Menurut Para Bintang Film

Artis Alda Augustine pun menyampaikan bahwa mitos adalah sekadar warisan sejarah nenek moyang. "Hari gini masih saja percaya mitos, kapan majunya kita?” celetuknya.

Begitu pula Jelita Callebaut yang tak mau mengambil pusing dengan dongeng berisi mitos. Di matanya, mitos hanyalah warisan turun temurun yang menjadi tradisi sebagian masyarakat.

”Bangsa ini meninggalkan banyak warisan tentang cerita-cerita mitos, makanya sekarang ini juga banyak film horor Indonesia yang mengadaptasi mitos kita. Dikemas menjadi film horor misteri dengan treatment jumpscare,” jelasnya.

“Lalu ditampilkan sosok-sosok makhluk mengerikan dan menakutkan, berjubel deh yang nonton,” lanjutnya.

”Tapi kalu soal setan atau hantu ya, aku percaya mereka ada di sekeliling kita. Tapi jujur aku paling penakut dengan namanya hantu atau setan. Tidur saja masih ditemani, enggak berani sendiri, ” akunya.

 

6 dari 6 halaman

Kata Monique Sekar

Model dan pesinetron Monique Sekar berpendapat bahwa mitos masih menjadi barang mewah bagi kebanyakan orang di Tanah Air.

”Berangkat dari keragaman budaya yang bangsa ini punya sih sebenarnya. Setiap daerah pasti punya legendanya sendiri yang menjadi tradisi sebagai sesuatu kisah yang menjadi pedoman untuk diyakini, meski absurd,” tandas Monique sekaligus menutup sesi talkshow Jakarta Horror Screen Festival episode kelima.