Liputan6.com, Jakarta Bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara bulan ini, Tompi memanfaatkan momen tersebut untuk menyampaikan usulan guna menahan laju wabah Corona Covid-19 yang terus meluas.
Empat usulan ini dipublikasikan di akun Instagram terverifikasi miliknya, pada Minggu (26/7/2020), menyertai foto Tompi bareng Presiden Jokowi di Istana Negara mengenakan masker hitam.
Advertisement
Baca Juga
“Pada pertemuan siang itu saya menyampikan beberapa masukan kepada Bapak Presiden @Jokowi,” beri tahu Tompi bersama foto itu. Yang pertama, Tompi menyoroti kebijakan rapid test saja.
Perihal Rapid Test
Pertama, Tompi mengusulkan agar rapid test (antibody based) tidak dijadikan protokol deteksi Covid-19. “Saya sudah jabarkan WHY-nya saat itu, kecuali rapid test antigen based dan diperkuat dengan modalitas lain. Jadi tidak sebagai single modalitas,” ungkap Tompi.
Kedua, pentingnya menjalankan fungsi pengawasan aparat dalam keseharian untuk menegur dengan cara sopan masyarakat yang lalai atau lupa menjalankan protokol kesehatan.
Advertisement
CT Scan Toraks
Pemilik album Playful dan My Happy Life mengingatkan, aparat perlu disebar agar merata dan makin terasa kehadirannya. “Ketiga, mempertimbangkan penggunaaan CT scan toraks low dose untuk diagnostik calon penumpang pesawat,” imbuh Tompi.
Langkah ini mungkin mahal dan sedikit merepotkan karena memerlukan instalasi mesin CT scan di setiap bandara. Ini salah satu upaya yang bisa memberikan hasil sesegera mungkin.
Rapid Test Sebagai Pelengkap
“Dalam hal ini, rapid test bisa dikombinasikan sebagai pelengkap. Selain tim medis yang siaga untuk menilai keadaan umum calon penumpang,” personel Trio Lestari mengulas.
Pelantun “Sedari Dulu” dan “Selalu Denganmu” berpendapat, mencegah penularan dalam satu peswat ini sangat penting karena yang tertular bisa meluas ke daerah-daerah lain.
Advertisement
Kuota Penumpang Transportasi Massal
Terakhir, Tompi mengusulkan, “Kebijakan terhadap pembatasan kuota penumpang transportasi massal perlu diselaraskan dengan distribusi jam kerja sehingga mencegah massa menumpuk ngantre.”
Menurutnya, ini akan jadi masalah baru. Tompi sadar, usulannya tidak komplet. Namun musisi kelahiran Lhokseumawe, 22 September 1978, ini berharap empat usul ini bermanfaat.