Liputan6.com, Jakarta- Pandemi virus Corona Covid-19 terbukti telah menghajar berbagai aspek kehidupan. Dunia musik Indonesia pun jadi salah satu korbannya.
Tanyakan saja kepada Ian Antono, gitaris grup rock legendaris, God Bless. "Tangan saya sampai kaku karena berbulan-bulan tak main gitar. Habis malas, gak ada job," ujar Ian dalam jumpa pers virtual single baru Godbless, "Untuk Indonesiaku", Selasa (18/8).
Namun, pria kelahiran Malang itu tentu tak rela kepiawaiannya bergitar hilang begitu saja. Ian menceritakan, dirinya lalu menghubungi sang vokalis, Ahmad Albar, untuk kembali beraktivitas, bermusik.
Advertisement
"Saya ke rumah Iyek (panggilan akrab Ahmad Albar). Saya bilang, kalau lama seperti ini, kita enggak bisa main band lagi," ujar Ian dalam jumpa pers yang juga dihadiri personel God Bless lainnya, seperti Ahmad Albar, Donny Fattah (bass), Abadi Soesman (kibor), serta Fajar Satritama (drum), dan dipandu Adib Hidayat itu.
Alhasil, God Bless pun kembali antusias berlatih, menghasilkan karya, meski masih di masa pandemi. Single "Untuk Indonesiaku" pun resmi dirilis Senin, 17 Agustus 2020, bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-75.
Bukan Karya Biasa
Ini jelas bukan karya biasa. Sesuai judulnya, lagu ini berisi sebuah kesaksian tentang wujud cinta kepada Tanah Air dari perspektif seniman.
Bagi God Bless, ini juga pertama kalinya, grup yang telah menelurkan tujuh album studio ini merilis karya dalam bentuk single.
Selain itu, ada pertimbangan dramatis yang menjadikan "Untuk Indonesiaku" sebuah karya penting bagi God Bless. Lagu ini merupakan karya terakhir dari musisi senior mendiang Areng Widodo.
Areng Widodo, yang juga dikenal sebagai bassist andal, memang bukan nama asing bagi God Bless. Bahkan bisa dibilang, mantan personel Golden Wing ini merupakan rekan seperjuangan Godbless.
Areng Widodo adalah pencipta lagu hits Ahmad Albar "Syair Kehidupan" di tahun 1980. Belakangan lagu ini juga sering dibawakan God Bless di berbagai pentas.
Areng Widodo juga merupakan pencipta semua lagu yang dinyanyikan Ahmad Albar di album “Dunia Huru-Hara” yang dirilis tahun 1981 dan “Dunia Dibakar Api” (1988).
Bersama Donny Fattah, Areng juga pernah bekerja sama menggarap album Daun Daun Surga milik Bangkit Sanjaya, tahun 1985. Sementara Ian Antono pernah bekerjasama dengan Areng untuk dua lagunya, “Jarum Neraka” (1984) dan “Tangan-Tangan Setan” (1985) yang melambungkan nama Nicky Astria.
Advertisement
Permintaan Terakhir
Ian menuturkan, Areng meminta agar God Bless mau membawakan lagu "Untuk Indonesiaku", saat dirinya bersama istri dan wartawan senior Denny Mr, menjenguk Areng, di RS Paru Dr. Goenawan Partowidigdo di kawasan Cisarua, Bogor, 30 Oktober 2019.
Sehari kemudian, Areng, yang juga sempat meraih Piala Citra sebagai Penata Musik Terbaik untuk film "Jangan Renggut Cintaku" di Festival Film Indonesia 1990 ini meninggal dunia.
Namun, menurut Ian, bukan hanya saat itu, almarhum meminta God Bless menyanyikan lagunya. Sudah sejak tiga bulan sebelumnya, Areng mengungkapkan keinginannya itu kepada Ian.
"Almarhum ingin lagu ini menjadi seperti Kebyar-Kebyar," Ian Antono bercerita. Kebyar-Kebyar adalah lagu ciptaan almarhum Gombloh, yang belakangan seperti menjadi "mars" di Hari Kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, lagu ini selalu berkumandang.
Tidak Banyak Berubah
Karena lagunya sudah jadi, proses rekamannya pun jadi mudah bagi para personel God Bless. "Memang tidak banyak perubahan. Lagu, lirik, harmonisasinya sudah jadi," ujar Ahmad Albar.
Donny dan Abadi Soesman juga merasa begitu. "Bass saya tinggal mengikuti adanya lagu," Donny menuturkan.
Hanya Fajar, yang mengaku sedikit memberikan tambahan, agar nuansa marsnya semakin kental. Dalam hal ini, Fajar mengaku terpengaruh dari lagu-lagu band nu metal asal Amerika Serikat, Slipknot.
"Saat rekaman, saya sempat beberapa kali ganti snare drum untuk mendapatkan nuansa itu," ujar Fajar, yang juga drummer Edane.
Sementara soal lirik, semua personel Godbless sepakat, bahwa lirik yang ditulis Areng Widodo ini sangat luar biasa. Ian pun mengaku langsung sreg saat permata kali membaca lirik "Untuk Indonesiaku".
Donny sendiri tak heran jika Areng Widodo mampu menghasilkan lirik yang begitu indah. Sebab, menurut Donny, dari dulu, lirik yang dibuat Areng selalu bagus.
"Saya kenal almarhum sejak tahun 1970-an. Tapi belakangan, lirik beliau jadi lebih nasionalis, menyentuh. Seolah dia ingin mengatakan bahwa seniman juga harus peduli kepada negaranya," Donny menuturkan.
Hal ini juga yang membuat Godbless jadi begitu mudah masuk dan larut menjiwai lagu "Untuk Indonesiaku". Sebab, semua personel God Bless juga memiliki pemikiran sama.
Advertisement
Konser Virtual
Ahmad Albar sendiri menyebut God Bless akan merilis album terbaru mereka tahun depan. Namun, dalam waktu dekat, mereka berencana menggelar konser virtual, termasuk tribut untuk Areng Widodo.
"Ya, konser online sudah dibicarakan secara matang," Ahmad Albar menjelaskan.
Konser virtual memang dirasa penting mereka gelar, karena kondisi pandemi yang masih belum jelas kapan berakhir. Selain itu, konser ini juga bisa jadi pengobat rindu bagi para penggemar mereka.
Bagi God Bless, penggemar memang segalanya. Para personel Godbless terkenal dekat dengan para penggemar mereka yang tergabung dalam Godbless Community Indonesia (GBCI).
Tak heran, God Bless pun mengajak para penggemar mereka untuk ikut berpartisipasi dalam pembuatan klip lagu "Untuk Indonesiaku" ini.
Caranya dengan mengunggah video dengan tema "merah putih" berdurasi satu menit di Instagram pribadi. Sertakan tagar #UntukIndonesiaku dan tag ke @godblessrocks.
Pengiriman video ditunggu hingga 20 Agustus 2020. "Nanti kita pilih bersama-sama," ujar Fajar.