Sukses

Bebi Romeo Ultah Ke-45, Ini 6 Karyanya yang Jadi Hit Besar

Berulang tahun ke-45, pada Minggu (6/9/2020), Bebi Romeo salah satu singer-song writer terbesar di Tanah Air. Ini 6 karya besarnya.

Liputan6.com, Jakarta Minggu (6/9/2020), Virdy Megananda alias Bebi Romeo genap berusia 45 tahun. Rekam jejak suami Meisya Siregar di industri musik Tanah Air bermula pada 1996 saat jadi vokalis Bima lalu dikontrak Sony Music. Bima melahirkan album Sebuah Awal dengan single “Dua Hati.”

Album ini hanya laku 9 ribu kaset lalu Bima bubar. Bebi Romeo baru menuai sukses kala dipinang Aquarius Musikindo. Pada 1999, Romeo merilis album debut dan melambung bersama tembang patah hati sepanjang zaman “Bunga Terakhir.”

Bebi Romeo lalu menulis lagu buat penyanyi lain dari “Perbedaan” (Ari Lasso) hingga “Selamat Datang Cinta” (AB Three). Laporan khas Showbiz Liputan6.com mengajak Anda menilik 6 hit besar karya Bebi Romeo.

2 dari 7 halaman

1. Aku Cinta Kau dan Dia (Ahmad Band, 1998)

Ahmad Dhani membidani Ahmad Band yang musiknya lebih gahar plus lirik frontal. Album Ideologi, Sikap, Otak dirilis dengan single “Distorsi” dan “Bidadari Kesunyian.” Nomor yang meledak di pasar dan tak pernah dibuat video klipnya justru “Aku Cinta Kau dan Dia.”

Inilah lagu paling menjengkelkan tentang perselingkuhan. “Sekali lagi maafkanlah karena aku cinta kau dan dia,” aku Ahmad Dhani. Entah mengapa vokal Dhani yang karismatik terasa menyatu dengan cerita lagu ini. Musiknya diciptakan Bebi Romeo, Dhani mengisi lirik.

 

3 dari 7 halaman

2. Bunga Terakhir (Romeo, 1999)

Salah satu fase paling produktif seorang musisi, ketika ia patah hati. Konon saat hubungannya dengan Meisya Siregar kandas, Bebi Romeo menulis balada paling menyayat ini. Dibalut aransemen pop retro, suara Bebi yang berat menambah beban tembang pilu ini.

Dinyanyikan kembali oleh Afgan belasan tahun kemudian, namun versi Romeo tetap yang paling menyakitkan. Berkat lagu ini, nama Romeo melekat di belakang Bebi hingga sekarang. Ada yang masih ingat video klipnya? Dramatis banget, ya…

 

4 dari 7 halaman

2. Mencintaimu (Krisdayanti, 2000)

Sanggupkah Krisdayanti melahirkan hit sebesar “Menghitung Hari”? Itulah pertanyaan yang mengambang di benak pencinta musik saat album Sayang (1998) meledak di pasar. Keraguan ini dijawab sang diva dua tahun kemudian dengan “Mencintaimu” yang diambil dari album bertajuk sama.

Meresapi karya Bebi Romeo ini saja sudah bikin dada sesak. Apalagi saat melihat video klipnya, seketika air mata rontok. Menampilkan rekaman gambar dokumentasi wanita (diperankan Ine Febrianti) dengan pria yang dicintainya. Di menit akhir diperlihatkan wanita itu menua dan menangisi belahan jiwanya yang telah pergi.

5 dari 7 halaman

4. Selamat Jalan Kekasih (Rita Effendy, 2000)

Beberapa bulan setelah “Mencintaimu” sukses, Bebi Romeo menulis “Selamat Jalan Kekasih” yang dilantun dengan merdu oleh Rita Effendy. Mengisahkan perpisahan dengan yang tercinta, teknik vokal dan intepretasi Rita Effendy di lagu ini membuat hati pendengar makin ambyar.

“Selamat Jalan Kekasih” menyelamatkan album Perempuan yang flop karena “Lagu Untukmu” (dinyanyikan duet dengan Nugie dan dijadikan single pertama -red) kurang disambut publik.

 

6 dari 7 halaman

5. Andai Aku Bisa (Chrisye, 2001)

Kolaborasi Bebi Romeo-Ahmad Dhani melahirkan tembang pedih berkelas. Usai “Aku Cinta Kau dan Dia,” mereka menghasilkan “Andai Aku Bisa” yang dibawakan dengan berwibawa oleh Chrisye. Di tangan Chrisye, “Andai Aku Bisa” bukan soal perselingkuhan namun laki-laki di persimpangan dilema.

“Dan aku tak punya hati untuk menyakiti dirimu, dan aku tak punya hati tuk mencintai,” Chrisye bersabda. Makin menyakitkan, saat kita menonton video klipnya. Ingat adegan Titi Kamal menyelamatkan Tengku Firmansyah yang terdampar di bibir laut?

 

7 dari 7 halaman

6. Sadis (Afgan, 2008)

Keluwesan Bebi Romeo menulis lagu untuk beragam corak suara laki-laki terbukti lewat “Sadis” yang bawakan solis generasi baru, Afgan. Selain cerita cinta yang unik, lagu ini cepat menempel di benak pendengar berkat judulnya yang singkat sekaligus eksentrik.

Ada sensasi patah hati, tak habis pikir, dan semburat dendam dalam untaian liriknya. “Semoga Tuhan membalas semua yang terjadi kepadaku suatu saat nanti,” akan menjadi bagian yang selalu dikenang pencinta musik Indonesia.