Liputan6.com, Seoul - Ibunda Sulli mengalami hal terburuk yang bisa dibayangkan seseorang yang telah menjadi orangtua: ditinggal anak lebih dulu menghadap Yang Kuasa.
Lebih-lebih lagi, penyebab kematian Sulli yang meninggal pada Oktober 2019 itu adalah karena bunuh diri. Ia menceritakan lagi apa yang ia alami setelah menerima kabar kematian sang putri, dalam film dokumenter bertajuk Why Were You Uncomfortable With Sulli?
Sang ibu bercerita bahwa ia mendapat kabar Sulli mengakhiri hidupnya sendiri. "Aku berkata akan membawanya keluar dengan menggandeng tangannya, lalu aku pergi ke rumah Sulli. Dia sendirian di kamarnya di lantai dua," tutur ibunda Sulli, seperti diwartakan Soompi.
Advertisement
Baca Juga
Satu Jam Duduk
Setibanya di lokasi, sang ibu akhirnya bertemu dengan Sulli.
"Aku menyentuh tangannya, dan wajahnya, dan duduk di sana selama satu jam. Aku seharusnya menyentuhnya dari kepala sampai kaki," tuturnya.
Advertisement
Merasa Terlambat
Rasa sesal menyesaki hatinya. "Aku masih merasakan penyesalan, mengingat aku tak bisa mengucap selamat tinggal dengan layak untuk terakhir kalinya. Aku minta maaf karena datang terlambat. Aku ingin kembali ke waktu yang telah kulewati," ia menambahkan.
Obat-obatan Sulli
Ibunda juga sempat melihat obat-obatan yang diresepkan untuk sang anak. Jumlahnya membuat sang ibu kaget.
"Di rumah Sulli, ada banyak sekali tas berisi obat. Jumlahnya jauh lebih banyak dari yang bisa dicerna," tuturnya.
Advertisement
Penyesalan Ibunda
Saat itulah sang ibu menyadari satu hal. Ia berkata, "Berdiri di panggung sebagai penyanyi begitu menghantuinya hingga ia menderita gangguan panik dan depresi. Aku tak bisa membayangkan kesepian yang ia rasakan. Aku menyesal baru mengetahui ini sekarang."
Â
Simak juga informasi berikut ini:
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.