Sukses

Dapat Ancaman Pembunuhan, Ruben Onsu Alami Paranoid Parah Hingga Sewa Ajudan Pribadi

Ruben Onsu alami gangguan psikologis yang dideritanya beberapa tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun lalu, Ruben Onsu dan keluarganya sempat mendapat ancaman pembunuhan dari seseorang. Ancaman ini ternyata meninggalkan trauma hingga ia mengidap paranoid.

Karena paranoidnya itu, Ruben Onsu menyewa ajudan untuk setiap anggota keluarganya. Ini adalah Ruben untuk mengantisipasi kejadian buruk yang mungkin menimpa orang-orang yang disayanginya.

"Traumatik belum hilang sampai sekarang. Sekarang Onyo (Betrand Peto) mau lari di sekitaran rumah juga ajudan ngintilin. Semua punya ajudan," ucap Ruben Onsu di YouTube Eko Patrio, Sikopat Channel, Selasa (22/9/2020).

"Pakai ajudan sudah tiga tahun. Itu mengurangi (paranoid), tapi kalau dibilang sembuh total dari paranoid juga enggak," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Bila Makan di Luar

Saking paranoidnya, Ruben Onsu juga selalu membawa makanan dan minuman sendiri ke mana pun ia pergi. Untuk makan di pinggir jalan saja dia tak sepenuhnya percaya.

"Kalau gue mau makan mie di warung pinggir jalan, orang gue yang gue suruh ke dapur, dia yang masak. Yang penting gue mau makan di situ. Warung mie instan, bubur kacang hijau, tapi kalau bubur kan depan mata gue jadi dia enggak bisa ngapa-ngapain," terangnya.

3 dari 4 halaman

Makin Parah

Selama pandemi Covid-19, tingkat paranoidnya pun bertambah parah. "Bukan hal-hal yang mengancam lagi tapi ke soal penyakit kan. Gue noid, noid, noid banget," tuturnya.

Untuk mengatasi masalah psikologisnya ini, artis berusia 37 tahun itu sering berkonsultasi ke psikolog. Begitu juga dengan istrinya, Sarwendah.

4 dari 4 halaman

Bantuan Psikolog

"Gue sama Wenda punya psikolog, rumah tangga gue alhamdulillah masih bisa berjalan sampai sekarang karena kita ada konsultan yaitu psikolog," ucapnya.

"(Konsultasi) lebih ke tentang apa yang terjadi sama diri gue. Gue ngomong ke Wenda tapi intermezo doang terus langsung ke psikolog. Jadi gue tidak mau salah langkah dalam ambil keputusan makanya psikolog ini yang mengarahkan," ia mengakhiri.