Liputan6.com, Los Angeles - Orang mungkin mengenal Paris Hilton dengan dunianya yang glamor dan kutipannya yang populer, "That's hot."
Namun Paris Hilton lebih dari sekadar itu. Ia mengungkap hal ini lewat tayangan dokumenter This is Paris yang tayang di akun YouTube miliknya pada pertengahan September lalu.
Advertisement
Baca Juga
Dalam tayangan sepanjang 1 jam 45 menit tersebut, Paris Hilton mengungkap sejumlah hal yag mungkin tak diketahui khalayak. Mulai dari sikap tomboi saat ia kecil, hingga tekanan yang ia dapat sebagai penerus keluarga pengusaha Hilton.
Namun salah satu pengakuan Paris Hilton yang paling disorot publik, adalah mengenai saat ia masuk ke Provo Canyon School, sekolah berasrama untuk remaja bermasalah.
Dikira Diculik
Saat "dijemput" untuk masuk ke sekolah tersebut, wanita 39 tahun ini diseret paksa dari tempat tidurnya pada malam hari. Ia mengira hendak diculik.
"Aku berteriak memanggil ibu dan ayahku, 'Tolong aku!' tapi tak ada yang datang. Saat mereka mengambilku, aku melihat ibu dan ayahku berdiri di pintu, menangis," tuturnya.
Advertisement
Seperti Gila
Di sekolah itu, Paris Hilton mengaku pengalaman buruk yang ia terima bertambah. Mulai dari diperintahkan duduk menatap dinding kosong sepanjang hari sambil diteriaki hingga dipaksa minum obat.
Ketika Paris Hilton ketahuan tak meminum obat yang diresepkan untuknya, ia mengaku dikurung di sel terpisah.
"Mereka menyuruh seseorang melepas bajunya dan didiamkan di sana selama 20 jam. Rasanya aku sudah gila. Di sel sebelah ada orang yang mengenakan jaket pelindung berteriak-teriak," kata Paris.
11 Bulan
Pengalaman traumatis ini membuat Paris sempat membenci orangtuanya. "Aku berada di Provo selama 11 bulan dan satu-satunya yang membuatku tetap waras, adalah apa yang ingin kulakukan, dan aku ingin menjadi apa saat keluar nanti," tuturnya.
Ia mengaku masih terpengaruh pengalaman traumatis itu hingga kini.
Advertisement
Trauma hingga Kini
"Ini membuatku kuat, tapi saat aku memikirkannya lagi, aku menjadi panik. Itu benar-benar mengacaukanku," tuturnya. Ia juga mengalami insomnia, dan terus dikejar mimpi buruk.
Di film dokumenter ini, ia juga menampilkan orang yang pernah masuk sekolah ini untuk menceritakan pengalaman mereka.
Tanggapan Pihak Sekolah
Dilansir dari Reuters, Provo Canyon School kemudian mengungkap pernyataan menanggapi film dokumenter Paris Hilton.
"Mohon dicatat bahwa PCS dijual pemilik sebelumnya pada Agustus 2000. Karena itu kami tak bisa mengomentari operasional atau pengalaman pasien sebelum masa itu," begitu pernyataan jubir sekolah.
Mereka menambahkan, "Selama lebih dari dua dekade, perawatan kesehatan mental telah berevolusi dari yang berdasarkan perilaku menjadi pendekatan personal dengan pengetahuan soal trauma. Kami bekerja bersama individu kompleks yang sering membahayakan dirinya atau orang lain. Provo Canyon School berkomitmen atas keselamatan pasien dan staf kami."
Advertisement