Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020 Digelar di Tengah Pandemi Covid-19, Ifa Isfansyah Buka Suara

Presiden JAFF, Budi Irawanto, menjelaskan, JAFF 2020 mengusung tema Kinetik untuk merespons pandemi Covid-19 yang belum reda. “Kinetic menggarisbawahi pentingnya merawat gerak sinema Asia demi menggapai kebesarannya,” terang Budi.

Direktur Festival JAFF 15, Ifa Isfansyah, menerangkan, festival khususnya film mestinya tak sekadar menjadi ajang pesta. “Ia juga menjadi energi di tengah krisis. Di era pandemi, JAFF diselenggarakan untuk menumbuhkan semangat perfilman Indonesia,” kata Ifa Isfansyah.

“JAFF berakar pada komunitas film. Tahun ini spesial karena berlangsung di 15 kota, bekerja sama dengan 15 komunitas film dan punya program agar bisa dinikmati masyarakat Indonesia,” urai sutradara film Garuda di Dadaku dan Sang Penari.

Ifa Isfansyah mengingatkan, wabah Covid-19 berdampak ke semua sektor industri termasuk film. Industri film perlu disemangati agar bergairah lagi. Jalur virtual perlu dimaksimalkan agar menjangkau khalayak luas.

Melengkapi penjelasan Ifa Isfansyah, Direktur Artistik JAFF 15, Kamila Andini, menyebut JAFF di jalur virtual menggandeng platform digital Klik Film untuk memutar semua program film, Public Lecture, dan Masterclass. Penonton bisa mengaksesnya selama 5 hari.

“Selain digelar daring, tahun ini kami mendekatkan film-film pilihan ke penonton dengan menayangkan di 15 kota. Upaya ini untuk mengaktifkan komunitas film yang terdampak pandemi,” papar Kamila Andini kepada Showbiz Liputan6.com, Minggu (22/11/2020). 

Wabah Covid-19 tak menyurutkan sejumlah negara untuk berpartisipasi di JAFF 2020. Tak kurang dari 29 negara akan bergabung di antaranya Australia, Tiongkok, Jerman, Denmark, Lebanon, Serbia, hingga AS.

“Menajamkan ciri khasnya, JAFF tahun ini tetap memilih film-film yang memiliki daya tarik dalam konteks isu, sosial, ekonomi, dan budaya dari berbagai negara Asia,” papar Program Director JAFF 15, Reza Fahri.