Liputan6.com, Jakarta Meluasnya wabah Covid-19 membuat sektor pariwisata limbung termasuk Bali. Ini diungkap Ayu Laksmi dalam sesi wawancara dengan Showbiz Liputan6.com via telepon baru-baru ini.
“Sejujurnya kondisinya memprihatinkan. Bisa dibilang Kuta biasanya kawasan yang tidak pernah tidur. Begitu pula Seminyak dan Ubud. Sekarang sepi,” beri tahu Ayu Laksmi.
Advertisement
Baca Juga
Ayu Laksmi percaya, Bali tetap dirindukan. Karena wabah Covid-19 menjadi isu kesehatan global, maka keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah priorias. Selalu ada hikmah di balik musibah.
Pandemi momen kontemplatif
“Pandemi bisa menjadi momen kontemplatif. Saya berharap Bali kembali ke konsep wisata agraris. Masih banyak lahan yang bisa dibuat produktif, menghasilkan buah dan tanaman yang menyejahterakan masyarakat sekitar,” papar Ayu Laksmi.
Ia berharap Bali kembali ke alam, lebih ramah lingkungan agar semesta memberi berkat kepada manusia. Ayu Laksmi menilai, Pulau Dewata terlalu sempit jika hanya didefinisikan keindahan pantai.
Advertisement
Memetik dan Menyemai
“Bali utara juga tak kalah elok. Saya pikir ini waktu yang tepat untuk menyelaraskan diri dengan alam. Kembali ke nasihat para leluhur, jangan hanya memetik tapi menyemai,” bintang film Pengabdi Setan dan Under The Tree menyambung.
Ayu Laksmi percaya, saat manusia selaras dengan alam, Sang Khalik akan memberi pertolongan di masa susah seperti wabah. Pun ia bersyukur, banyak pihak bergandeng tangan untuk memulihkan wisata berbagai daerah termasuk Bali.
I Miss U Bali
“Saya dengar ada gerakan Kembali Ke Bali, I Miss U Bali, dan masih banyak lagi. bergerak dengan karakter masing-masing dengan tujuan sama dan solid. Ini layak didukung,” kata Ayu Laksmi.
Sebagai informasi, program “Bali I Miss U” mengusung motto berangkat sehat pulang sehat dengan mengajak wisatawan, pelaku usaha, dan masyarakat mematuhi protokol kesehatan sembari menjaga imunitas tubuh. Kegiatan pariwisata dijalankan dalam metode klaster zona hijau.
Advertisement
Metode Klaster Zona Hijau
Artinya, kegiatan wisata dengan protokol kesehatan ini melibatkan transportasi, akomodasi, dan destinasi yang tersertifikasi CHSE. Menguatkan gerakan ini, digelar sayembara desain maskot “Bali I Miss U.”
“Hadiahnya 25 juta rupiah. Diharapkan kehadiran maskot Bali I Miss U memperkuat sosialisasi dan komunikasi program kami,” Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju, Lana T. Koentjoro, dalam siaran pers yang kami terima pekan ini.