Sukses

Hari Guru Nasional, Ini 6 Film Indonesia Tentang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Bikin Nangis

Rayakan Hari Guru Nasional pada 25 November 2020, mari menyaksikan kembali film-film Indonesia bertema pendidikan yang menyentuh.

Liputan6.com, Jakarta Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November. Tahun ini, peringatan Hari Guru Nasional terasa beda. Pandemi Covid-19 membuat siswa belajar bersama guru lewat jalur daring.

Bagi yang tak lagi bersekolah, Hari Guru Nasional bisa jadi momen mengingat lagi kenangan bersama para pengajar dari era seragam merah putih hingga putih abu-abu. Hal lain yang bisa Anda lakukan, menonton film Indonesia berkualitas bertema guru.

Terbaru, ada film Guru-Guru Gokil yang dibintangi Gading Marten dan Dian Sastrowardoyo di Netflix. Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menyajikan 6 film Indonesia yang layak ditonton di Hari Guru Nasional. Selamat menyimak.

2 dari 7 halaman

1. Gadis Penakluk (1980)

Film tentang guru dan murid yang digarap intens dengan chemistry antarkarakter solid. Poros cerita menampilkan siswi broken home Agnes (Merlyna Husein) dan guru muda Wing Ganda (Adi Kurdi) yang mencoba memahami kondisi kejiwaannya.

Di FFI, Gadis Penakluk meraih Piala Citra Skenario dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Ita Mustafa). Gadis Penakluk juga menang Piala Citra khusus dari Yayasan Bina Psikologi sebagai Film yang Mengungkap Profesi Guru dan Masalahnya secara Profesional.

3 dari 7 halaman

2. Sang Guru (1981)

Salah satu film paling mengharukan tentang guru. Topaz (S. Bagio) guru yang jujur didesak kepala sekolah agar mengubah rapor merah salah seorang murid. Ia menolak lalu tersingkir. Perjalanan hidup membuat Topaz berjuang melawan suap dan perilaku amoral.

Akhir film ini bikin mata berlinang. Para murid mencari lalu mendatangi Topaz sambil menyanyikan lagu pujian untuk Sang Guru yang berdedikasi. Sebuah performa gemilang dari komedian legendaris S. Bagio. Sayang, FFI tak memberinya Piala Citra.

4 dari 7 halaman

5. Detik-Detik Cinta Menyentuh (1981)

Yang ini juga bikin hati ambyar. Kisah Senja (Tanty Josepha) dan Halilintar (Robby Sugara) yang menikah lalu melahirkan anak (maaf) cacat bernama Topan (Rano Karno). Keluarga menolak Topan. Ia dimotivasi gurunya, Lenny (Lenny Marlina) hingga kuliah dan jadi penulis andal.

Lenny tampil singkat namun berkesan. Film ini mengingatkan kita bahwa mereka yang disabilitas pun punya kesempatan sama untuk menggapai sukses. Pencapaian tertinggi Topan, menyatukan keluarga yang pecah. Sayang di akhir hidupnya, Topan meninggal karena tumor otak. Duh…

5 dari 7 halaman

4. Laskar Pelangi (2008)

Tak mungkin tak menyebut Laskar Pelangi saat membahas film tentang guru. Bu Muslimah di tangan Cut Mini menjadi hidup dan sangat manusiawi. Ia menyatu dengan para aktor cilik asli Belitung namun mampu mengimbangi performa sang senior, Ikranegara dan Slamet Rahardjo.

Meraih 4,7 juta penonton, adaptasi novel laris Andrea Hirata ini menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa selama sewindu dari 2008 hingga 2016. Selain Bu Muslimah dan Ikal, karakter Lintang adalah penguras air mata penonton.

 

6 dari 7 halaman

5. Sokola Rimba (2013)

Lima tahu setelah gempuran Laskar Pelangi, Sokola Rimba yang juga disutradarai Riri Riza mengembalikan tema pendidikan ke fungsi dasar yakni mengubah ketidaktahuan menjadi tahu. Sokola Rimba menampilkan Prisia Nasution sebagai Butet Manurung.

Ia mengajar Suku Anak Dalam, yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas, Jambi. Saat perambahan hutan meluas, Riri Riza dengan genius menggambarkan mustajabnya pendidikan dalam memerangi keserakahan.

7 dari 7 halaman

6. Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara (2016)

Abaikan posternya yang kurang kece. Ini film dengan konflik komplet dari pendidikan, kesenjangan, cinta, hingga toleransi yang belakangan memasuki fase krisis di negeri ini. Mengisahkan Aisyah (Laudya Cynthia Bella) lulusan sarjana dari Jawa Barat yang jadi pengajar di Kabupaten Timor Tengah Utara.

Akhirnya Aisyah malah belajar dari ketulusan murid-muridnya. Salah satu film dengan naskah kuat pada tahunnya. Konflik Aisyah dengan murid dan adegan akhir film ini bikin mata berkaca-kaca.