Liputan6.com, Jakarta Mulan, animasi yang dirilis Walt Disney pada 1998 menjelma ikon cewek tangguh. Pada film Mulan melekat sejumlah adegan ikonis, musik ciamik, hingga lagu tema “Reflection” yang membuka jalan Christina Aguilera sebagai teen diva milenium baru.
Lebih dari dua dekade setelahnya, versi live action Mulan hadir bersama Liu Yifei, Gong Li, dan Jet Li. Sineas Niki Caro didapuk sebagai sutradara. Wabah Covid-19 membuat mimpi menonton Mulan di layar lebar luluh lantak.
Advertisement
Baca Juga
Mulan live action ditayangkan di platform digital Disney+ Hostar dengan akses berbayar. Awal Desember 2020, penggemar Mulan dan Walt Disney bisa menyaksikan Hua Mulan di jalur reguler.
Takdir Sebagai Perempuan
Mulan (Liu Yifei) diantar ayahnya, Hua Zhou (Tzi Ma), ibunya, Hua Li, (Rosalind Chao), dan adik, Xiu (Xana Thang) kepada Mak Comblang (Cheng Pei Pei). Ia hendak dicarikan jodoh untuk memenuhi takdir sebagai perempuan.
Dalam hati Mulan menjerit karena merasa menikah dalam waktu dekat bukan “tempat”-nya. Hampir bersamaan, terjadi pertemuan di jalur sutra di Barat Laut Tiongkok. Penyihir Xianniang (Gong Li) dan kepala suku Rouran, Bori Khan (Jason Scott Lee) menyusun strategi menggulingkan Kaisar (Jet Li).
Gentingnya kondisi istana direspons dengan kebijakan yang mengharuskan setiap keluarga menyerahkan satu anggota laki-laki untuk dikirim ke medan tempur. Mau tak mau, Hua Zhou yang kakinya pincang kembali berperang.
Tak mau ayahnya gugur dalam perang, pada pagi buta, Mulan mengambil pedang dan baju zirah ayahnya. Ia menyamar jadi laki-laki, dilatih Komandan Tung (Donnie Yen). Di sana pula, Mulan bertemu prajurit tampan Honghui (Yoson An).
Advertisement
Fokus pada Karakter Utama
Live-action Mulan berfokus pada pembentukan karakter utama. Sejak awal ia kurang sreg dengan tuntutan masyarakat yang meminta perempuan mesti diam, rapi, anggun, elegan, tenang, dan santun. Ia lebih cocok dengan konsep ketenangan para tentara yang bagaikan hutan.
Diam tapi menyimpan nyala api di dalam. Liu Yifei pilihan tepat untuk menghidupkan Mulan. Cantik, namun pada momen tertentu tampak takut, bimbang, dan rapuh. Adegan ia menyemangati teman dengan tangan kanan gemetaran mencerminkan sisi manusiawinya.
Kesan pertama menyaksikan Mulan, kami jatuh hati pada sinematografi yang bergerak dalam beragam konsep. Pertama, lanskap yang tak sekadar indah. Beberapa kali sinematografer Mandy Walker membuat perbandingan.
Kekuatan Sinematografi
Misalnya, saat Mulan berhasil memaksimalkan unsur Chi dan mencapai kuil tertinggi bersama dua ember kayu. Ia justru diperlihatkan seperti noktah dalam panorama yang luas. Lewat gambar ini, kita diingatkan bahwa manusia pada hakikatnya kecil jika dibandingkan semesta.
Kedua, closeup yang memperlihatkan beragam ekspresi. Dalam perang, tak ada kemenangan murni mengingat ada mayat-mayat yang bergelimpangan. Para tokoh dalam Mulan mayoritas mengirim emosi negatif dari amarah, takut, dan kepedihan.
Bangunan emosi para tokoh menciptakan atmosfer kengerian. Di antara keduanya, kita melihat adegan simbolis. Khususnya, tatap muka Mulan dan Xianniang. Mulan melihat sebagian dirinya ada dalam penyihir begitu pun sebaliknya. Yang membedakan hanya jalan hidup.
Advertisement
Pedang dan Darma Bakti
Tatap muka terakhir dua tokoh ini mendefinisikan refleksi atau reflection, yang kemudian dikenal sebagai lagu tema Mulan. Niki Caro mengambil esensi atau nyawa animasi Mulan lalu dibuat hidup sehidup-hidupnya.
Tentu tak 100 persen sama. Adegan mengembalikan pedang absen. Tampaknya, Niki Caro dan tim naskah menilai, ada yang lebih penting dari pedang. Yakni, darma bakti.
Keputusan Mulan kembali ke rumah dan bersimpuh minta maaf dijawab sang ayah dengan raut memerah, mata berkaca, dan bahagia yang membuncah. Itu tak bisa dikonversi dengan pedang mana pun.
Bukan Romantisme Tapi Keluarga
Mulan versi live action jelas tak bisa memuaskan semua pihak. Koneksi Bori Khan dan Xianniang di awal terasa nanggung. Ikatan kedua tokoh penting ini baru menguat memasuki tengah film.
Dan… lagu tema film ini kurang kuat jika dibandingkan dengan lagu-lagu dari film Disney lainnya. Kalau soal kualitas vokal, tak perlu ragu pada Christina Aguilera. Satu lagi, unsur romansanya tipis-tipis alias malu-malu.
Yang ditonjolkan Mulan memang bukan romantisme. Ada dua pesan penting yang kami tangkap. Pertama, sejauh apapun kita melangkah, akhirnya akan pulang ke keluarga.
Advertisement
Sebuah Pencapaian Teknis
Keberhasilan dalam sebuah perjalanan dimulai dari satu pertanyaan penting yang dilontar penyihir yakni, siapa kamu? Pertanyaan ini harus dijawab dengan jujur. Di luar plus minusnya, Mulan adalah perjalanan yang sangat menggugah.
Sebagai karya seni ia simbol pencapaian teknis dari aspek sinematografi yang tepat guna sekaligus detail. Detail juga tampak pada tata artistik, rias wajah, dan kostum. Elemen-elemen teknis berikut ekspresi para tokoh mempersilakan kita masuk untuk mengarungi gilanya dunia Mulan.
Pemain: Liu Yifei, Donnie Yen, Gong Li, Yoson An, Jason Scott Lee, Ron Yuan, Jet Li, Tzi Ma
Produser: Chris Bender, Jake Weiner, Jason T. Reed
Sutradara: Niki Caro
Penulis: Rick Jaffa, Amanda Silver, Lauren Hynek, Elizabeth Martin
Produksi: Wal Disney Pictures
Durasi: 1 jam, 55 menit