Liputan6.com, Jakarta - Meninggalnya musikus Eddie Van Halen di usia 65 pada 6 Oktober 2020 lalu menyisakan sejumlah tanya. Salah satunya terkait kondisi kesehatan yang tak terlalu detail. Kini laporan terbaru disampaikan.
Melansir dari TMZ, dalam sertifikat kematian yang diberikan kepada publik dua bulan setelah Eddie Van Halen meninggal, diketahui bahwa penyebab kematian musikus asli Belanda ini gangguan serebrovaskular atau strok tiba-tiba.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya strok. Eddie Van Halen disebut meninggal dunia akibat sejumlah penyakit bawaan, dari kelainan sumsum tulang hingga kanker paru-paru.
Kondisi Lain
Disebutkan juga kondisi lain yang membuat kondisi Eddie Van Halen makin parah yakni kanker kulit di kepala dan leher, serta detak jantung yang tak normal. Ia sudah 10 tahun berjuang melawan kanker.
Advertisement
Dikremasi
Upacara kremasi terhadap jenazah Eddie Van Halen dilakukan 22 hari setelah sang gitaris meninggal. Abunya kini berada di tangan putra Eddie Van Halen, Wolfgang.
Latar Belakang
Eddie Van Halen musikus kelahiran Amsterdam, Belanda yang besar di California, AS. Ia memiliki saudara kandung Alex yang diajaknya bergabung untuk mengisi formasi band Van Halen.
Advertisement
Karier
Setelah membentuk Van Halen, nama Eddie, Alex, dan rekan-rekan melejit. Mereka bahkan memiliki belasan album serta sejumlah lagu hit seperti "Jump" dan "Panama."