Liputan6.com, Jakarta Kompetisi menulis naskah Star Script Hunt yang digelar Falcon Pictures dan Kwikku digelar mulai 14 Desember 2020 hingga 14 Maret 2021. Naskah terpilih akan difilmkan. Penulisnya dihadiahi 50 juta rupiah.
Delapan bintang film dilibatkan untuk menjuri para peserta penulis skenario yakni Onadio Leonardo, Salshabila Adriani, Vino G. Bastian, Bryan Domani, Adipati Dolken, Aurora Ribero, Mawar De Jongh, serta Baby Tsabina.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa hari setelahnya diumumkan penulis skenario profesional yang direkrut sebagai mentor pelatihan menulis di jalur virtual yakni Ifan Ismail, Alim Sudio, Laila Lele, Danial Rifki, Jujur Prananto, serta Titien Wattimena.
Problem Pertama
Dalam gelar wicara virtual mentorship Star Script Hunt, Titien Wattimena menilai, ada dua kelemahan yang lazim ditemukan dalam mayoritas skenario buatan kreator dalam negeri.
“Pertama karakter. Karakternya tidak ada yang kuat, tidak punya tujuan maupun klonflik yang jelas. Itu kelemahan yang sangat terasa,” terang peraih Piala Citra Penulis Skenario Adaptasi FFI 2018 dalam Aruna dan Lidahnya.
Advertisement
Problem Kedua
“Kemudian, para penulis baru cenderung menulis cerita tentang hidup sendiri, (merasa) keren banget karena mengalami sendiri. Pas kami dengar ternyata biasa saja,” ulas Titien Wattimena, Kamis (17/12/2020).
Ini yang perlu dibenahi. Titien Wattimena menyatakan, biasanya kalau sudah merasa kisahnya keren sulit untuk dipatahkan atau kurang bersedia mendengar opini dari sudut pandang lain.
Teknis, Ilmu, Mental
Titien Wattimena mengakui, regenerasi penulis naskah perlu ditumbuhkan agar ide-ide segar untuk film Indonesia bermunculan. Harus ada ruang bagi para penulis skenario yang baru.
“Penulis baru juga harus siap dari aspek teknis, ilmu, maupun mental,” Titien Wattimena menyambung. Diharapkan, Star Script Hunt yang dihelat mulai Desember 2020 menjadi ruang kreasi bagi penulis anyar.
Advertisement
Medioker atau Terbaik
Kepada para murid, Titien Wattimena rajin mengingatkan dari seribuan penulis naskah harus bisa tembus 100 penulis terbaik. Setelahnya, apakah puas di 100 besar atau mau lebih baik lagi?
“Ada yang mau menembus 50 penulis naskah terbaik. Terserah mau berada di situ saja jadi medioker atau lanjut menembus tahap selanjutnya, silakan,” Titien Wattimena mengakhiri.