Sukses

BoA Diinvestigasi, Diduga Kirim Psikotropika secara Ilegal dari Jepang

SM Entertainment mengatakan masalah yang dihadapi BoA, karena kelalaian karyawan agensi cabang Jepang.

Liputan6.com, Seoul - Penyanyi K-Pop papan atas BoA kini menjadi sorotan publik di Korea Selatan. Ini terkait soal obat-obatan yang dibeli dan dikirim pelantun soundtrack anime Inuyasha ini dari Jepang ke negaranya. 

Dilansir dari Soompi, Jumat (18/12/2020) hal ini pertama kali dikabarkan 8 O'Clock News dari SBS. Mereka tak menyebut identitas BoA, tapi memaparkan bahwa seorang bintang Hallyu Wave diinvestigasi pihak berwenang karena dugaan diam-diam mengirim obat psikotropika termasuk Zolpidem dari Jepang. 

Zolpidem adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi masalah gangguan tidur. 

Dalam laporan ini disebutkan sang bintang K-Pop mendapat resep obat lewat karyawan agensi di cabang Jepang. Nama penerima obat-obatan ini saat dikirim ke Korsel, juga bukan pelantun "Only One", melainkan seorang karyawan agensinya. 

2 dari 6 halaman

Salahkan Karyawan Jepang

Di laporan ini, dinyatakan bahwa petugas berwajib akan menentukan apakah BoA dan pihak yang terlibat, berupaya menyeludupkan obat secara sengaja. 

SM Entertainment sebagai agensi yang menaungi BoA, mengonfirmasi kabar ini. Agensi K-Pop raksasa ini, menuding karyawan di Jepang sebagai pihak yang melakukan kelalaian. 

"Hal ini terjadi karena kesalahan seorang karyawan di cabang luar negeri kami yang tidak tahu mengenai perdagangan atau izin bea cukai, jadi pertama-tama kami meminta maaf kepada fans dan semua orang yang mengkhawatirkan hal ini," tutur jubir SM Entertainment. 

3 dari 6 halaman

Bukan Kesengajaan

SM Entertainment menyatakan lebih lanjut bahwa karyawan cabang Jepang itu mengirimkan obatnya lewat pos tanpa mengikuti aturan yang berlaku di Korea.

"Namun, ia tidak bermaksud membawa (obat) ke sini secara ilegal dengan sengaja, ini adalah kesalahan karena kelalaian," ia menyambung.

4 dari 6 halaman

Diklaim Punya Masalah Kesehatan

SM mengklaim BoA membutuhkan obat-obatan ini karena gangguan kesehatan. Wanita berusia 34 tahun ini mendapatkan diagnosis bahwa ia mengalami penurunan hormon pertumbuhan, karena itulah ia butuh tidur yang cukup. 

"Atas saran dari dokternya, ia menerima resep obat tidur," tutur jubir SM.

5 dari 6 halaman

Kronologi Pengiriman

Hanya saja obat tidur ini menimbulkan efek samping parah, dari pusing hingga muntah-muntah. Hal ini kemudian ia ceritakan kepada seorang karyawan agensinya. Sang karyawan yang pernah tinggal bersama BoA di Jepang, teringat BoA tidak mengalami masalah saat mengonsumsi obat dari negeri ini.

Sang karyawan kemudian membeli obat itu, mewakili BoA. SM beralasan, pembelian obat resep yang diwakili saat ini bisa dilakukan karena pandemi. 

 

6 dari 6 halaman

Harus Ada Izin

Karyawan ini mengirim obat di tangannya, setelah mendapat kabar bahwa obat-obatan bisa dikirim dari Korea ke Jepang bila zat di dalamnya ikut dicantumkan dalam dokumen pengiriman. Ternyata, hal serupa tak bisa dilakukan dalam pengiriman dari Jepang ke Korea. Butuh izin dari petugas berwenang untuk memasukkan obat tertentu ke Korea Selatan. 

"Agensi kami berencana meningkatkan edukasi dalam berbagai aspek kepada seluruh karyawan kami, agar insiden serupa tak terjadi lagi. Boa juga menyesal karena banyak pihak direpotkan oleh masalah ini," tutur SM di pengujung pernyataannya.Â