Sukses

Ilhoon BTOB Diinvestigasi Polisi, Diduga Telah Bertahun-tahun Pakai Ganja

Di rambut Ilhoon BTOB juga terdeteksi adanya zat dalam narkoba.

Liputan6.com, Seoul - Ilhoon BTOB tengah diinvestigasi pihak berwajib karena dugaan yang terbilang serius dan bisa merusak reputasinya pada masa mendatang. Dilansir dari Soompi, Selasa (22/12/2020), rapper BTOB ini diduga mengonsumsi mariyuana selama empat hingga lima tahun. 

Kabar mengejutkan dari sang idola K-Pop pertama kali diungkap oleh media Channel A.

Disebutkan bahwa polisi mendapat testimoni dan bukti aktivitas di akun tabungan Ilhoon, bahwa ia telah berkali-kali mengonsumsi ganja hingga tahun lalu. 

2 dari 5 halaman

Tutupi Jejak dengan Cryptocurrency

Tak hanya itu, petugas berwajib disebut menemukan bukti bahwa Ilhoon membeli mariyuana dengan menggunakan cryptocurrency untuk menutupi jejak dari polisi. Di rambut Ilhoon juga terdeteksi adanya zat dalam narkoba. 

3 dari 5 halaman

Sedang Wamil

Kasus ini kabarnya telah dibawa ke kejaksaan pada Juli lalu. Ilhoon sendiri sedang menjalani wajib militer sejak Mei 2020. Sekadar catatan, keberangkatannya menunaikan tugas negara ini sempat ditunda dari rencana sebelumnya, yakni Maret. 

Channel A mengungkap sejumlah pihak kini bertanya-tanya, apakah waktu keberangkatan Ilhoon ini ada hubungannya dengan investigasi narkoba tersebut.

4 dari 5 halaman

Bukan karena Kasus Narkoba

Cube Entertainment yang menaungi Ilhoon membantah kecurigaan ini. "Kami tidak tahu Ilhoon tertangkap karena menggunakan mariyuana. Ia direncanakan berangkat wamil pada Maret, tapi hal ini tertunda karena pandemi Covid-19," terang pihak Cube Entertainment.

 

5 dari 5 halaman

Agensi Minta Maaf

Dalam kesempatan terpisah, Cube Entertainment mengeluarkan pernyataan resmi yang membenarkan Ilhoon tengah diinvestigasi. 

"Kami merasa sangat bertanggung jawab karena menyebabkan kekhawatiran banyak pihak. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan agar ia patuh menjalani investigasi yang sedang dilakukan. Sekali lagi kami minta maaf karena menimbulkan kekhawatiran," begitu pernyataan agensi.Â