Sukses

6 Film Indonesia Tentang Ibunda Layak Tonton di Hari Ibu 2020, Nomor 2 Terbaik Sepanjang Masa

Indonesia memperingati Hari Ibu setiap 22 Desember. Di rumah saja akibat pandemi Covid-19, yuk menonton film Indonesia tentang ibu.

Liputan6.com, Jakarta Dear pembaca, Selamat Hari Ibu. Tanggal 22 Desember, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ibu. Kali ini terasa beda karena Hari Ibu 2020 dirayakan di tengah pandemi Covid-19 yang belum reda.

Anda bisa bikin perayaan sederhana. Selain memberi kado atau membantu pekerjaan ibu di rumah, Anda bisa mengajak ibunda terkasih menonton film Indonesia bertema ibu.

Sejarah sinema Tanah Air mencatat sejumlah film berkualitas yahud bertemakan ibu. Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merilis daftar 6 film Indonesia tentang ibu. Tonton lagi, yuk!

 

2 dari 7 halaman

1. Neraca Kasih (1982)

Karya almarhum Hengky Sulaiman ini menampilkan Dameria (Joice Erna) yang ditinggal mati suami. Anaknya, Sari (Kiki Amelia), dititipkan ke Purwanti (Tuti Indra Malaon), tante yang dicap perawan tua.

Dameria nikah lagi lalu tebersit keinginan membawa pulang Sari (Yessy Gusman) yang beranjak dewasa. Konflik Purwanti - Dameria tak terelakkan. Akting apik Tuti Indra Malaon diganjar nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 1982.

 

3 dari 7 halaman

2. Ibunda (1986)

Inilah film terbaik tentang ibu yang pernah dibuat sineas Indonesia. Ibunda, mengisahkan janda bernama Rakhim (Tuti Indra Malaon) dengan tiga anak dengan masalah berbeda. Itu masih ditambah cucu yang tersandung narkoba.

Memborong 11 nominasi FFI 1986, Ibunda membawa pulang sembilan Piala Citra termasuk Film dan Sutradara Terbaik. Ibunda warisan terbaik Teguh Karya dan bukti autentik kebesaran seorang Tuti Indra Malaon.

4 dari 7 halaman

3. Eliana, Eliana (2002)

Kisah perjalanan satu malam antara Bunda (Jajang C. Noer) dan Eliana (Rachel Maryam) yang digarap Riri Riza dengan biaya terbatas tapi hasil akhirnya berada di level paripurna. Cerita bermula ketika Eliana kabur dari Padang ke Jakarta lantaran hendak dinikahkan.

Konflik ibu dan anak diurai dengan intens. Meraih dua Piala Citra, Eliana Eliana juga berjaya di Festival Film Internasional Singapura dan Deauville Asian Film Festival, Prancis.

 

5 dari 7 halaman

4. Ummi Aminah (2012)

Di puncak popularitas sebagai pendakwah, Aminah (Nani Widjaya) menghadapi ujian bertubi. Dari putrinya yang dijuluki pelakor, menantu tersandung narkoba, hingga putranya yang berlaku kayak perempuan.

Tak terjebak formula drama religi generik, Ummi Aminah cerminan keluarga terpandang namun tidak sempurna seperti yang dibayangkan. Salah satu kuda hitam yang sejatinya layak tonton.

 

6 dari 7 halaman

5. Nada Untuk Asa (2015)

Salah satu performa terbaik Marsha Timothy ada di Nada Untuk Asa. Setelah ditinggal mati suami yang mengidap kanker getah bening, Nada menghadapi kenyataan pahit. Ia divonis positif HIV/AIDS.

Putrinya, Asa (Acha Septriasa) juga mengidap virus yang sama. Perjuangan dua perempuan dari dua generasi ini menguras emosi dan air mata. Tema yang jarang kita temui di industri film domestik.

7 dari 7 halaman

6. Susah Sinyal (2017)

Susah Sinyal bisa jadi bukan film terbaik Ernest Prakasa namun ia contoh ideal gambaran ibu masa kini yang sibuk berkarier plus jatuh bangun membesarkan anak sebagai orangtua tunggal. Bonding antara Adinia Wirasti dan pendatang baru Aurora Ribero adalah daya tarik utama.

Adegan perceraian Gading Marten dan Gisella Anastasia yang jadi kenyataan anggap saja bonus. Susah Sinyal komedi yang bisa dijadikan renungan saat ibu merasa berjarak dari anak sendiri.