Liputan6.com, Jakarta Ada penggemar, ada pembenci. Agnez Mo sadar akan konsekuensi ini. Pelantun “Cinta di Ujung Jalan” dan “Sebuah Rasa” terkenang kontroversi tak punya darah Indonesia tahun lalu tanpa menyebut secara eksplisit.
Berawal dari cuitan sebuah akun Twitter yang melampirkan cuplikan interviu bintang sinetron Pernikahan Dini, tak punya darah Indonesia jadi isu nasional. Pihak Istana sampai ikut menjernihkan keriuhan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Mengenang momen ini, Agnez Mo berterima kasih kepada Istana dan menyebut ini salah satu mukjizat Tuhan. Pasalnya, hanya dalam dua hari keadaan berbalik.
Itu Misteri Tuhan
“Yang luar biasa adalah cuma dalam waktu dua hari semua berubah jadi ngebelain gue. Semua pernyataan yang ada di babak itu semuanya berubah belain gue. Itu dalam dua hari,” katanya.
“Itu misteri Tuhan. Kita enggak begolah. Mungkin satu hari kita dibegoin tapi habis itu: eh sebentar deh, gue kira maksudnya bukan itu,” pemilik album Sacredly Agnezious menyambung.
Advertisement
Itu Berkat Terselubung
Ini disampaikannya dalam video “Ada Kontroversi, Agnez Mo Tetap Hadapi Haters” yang dipublikasikan kanal YouTube Daniel Mananta Network, Kamis (7/1/2021).
“Banyak orang yang tadinya enggak tahu seberapa seringnya gue mempresentasikan Indonesia pada akhirnya jadi tahu. Jadi menurut gue ya ternyata itu berkat terselubung,” imbuhnya.
Tiga Alasan
Yang membuat publik kagum, penyanyi kelahiran Jakarta 1 Juli 1986 menghadapi semua itu dalam tenang. Pernyataan yang keluar dari mulutnya tegas, jernih, tak menyudutkan pihak mana pun.
Kalau mau, Agnez Mo bisa saja menyewa pengacara kondang untuk menuntut pembenci yang menyalakan kontroversi tak punya darah Indonesia. Namun sang diva punya tiga alasan untuk tak melakukannya.
Advertisement
Kasih Tanpa Syarat
“Sebenarnya aku bisa menuntut mereka secara hukum. Aku punya uang, pengaruh, dan kekuasaan, tapi aku tak melakukannya. Bahkan gue tidak pernah menyebut nama orang-orang yang ngomongin gue,” ujar Agnez Mo.
Ia menguraikan tiga alasan untuk tak menuntut yakni, “Kasih tanpa syarat. Pengampunan tak terbatas. Kebaikan tak bersyarat. Dan apa yang Tuhan mau dari kita itu bukan situasional lo.”