Sukses

Rhoma Irama Mengenang Personel Soneta yang Sudah Meninggal Dunia, Formasi Pertama Tinggal Dua Orang

Perjalanan bermusik Rhoma Irama tak bisa dipisahkan dari Soneta. Sebagai band pengiring, Soneta begitu lekat dengan sosok si Raja Dangdut.

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan karier bermusik Rhoma Irama di jagat dangdut ikut melambungkan nama Soneta Grup. Sebagai band pengiring, Soneta memiliki andil besar dalam meramu lagu-lagu saat proses rekaman serta mewarnai penampilan si Raja Dangdut di atas panggung.

Soneta, kata Rhoma Irama, tak cuma sekedar band pengiring. Kedekatan diantara masing-masing personel dengan ayah Ridho Rhoma ini lebih dari sahabat dan saudara. Tak heran, Rhoma Irama begitu sedih mengetahui sahabatnya pergi menghadap Tuhan satu persatu.

Pelantun lagu "Pertemuan" mengenang pembentukan awal Soneta formasi pertama yang beranggotakan 10 orang. Bukan cuma berdaulat di industri dangdut, Soneta dibawah komando Rhoma Irama, juga menjadi sarana perjuangan dakwah.

2 dari 5 halaman

Sudah Meninggal Dunia

Rhoma bercerita tentang formasi Soneta Grup yang pertama. Ia bahkan menyebutkan satu persatu nama dari anggota grupnya itu. Ekspresi wajahnya berubah tatkala menyebut nama personel Soneta yang sudah meninggal dunia.

3 dari 5 halaman

Tinggal 2 Orang

"Saya, Wempy, Nasir, kemudian Haji Riswan, Herman, Kadir, Haji Ayub, Haji Popong, Haji Hadi itu adalah formasi Soneta pertama," kenang Rhoma Irama dalam video di saluran YouTube Aay Latief Channel dengan judul Kepiluan Rhoma Irama Ditinggal Pada Sahabat Seperjuangannya yang tayang pada 7 Januari 2021.

"Delapan orang ini yang telah berangkat ke hadapan Allah SWT, Haji Popong, Haji Ayub, Haji Riswan, Kadir, Herman, Haji Nasir, Haji Wempy. Soneta formasi pertama tinggal saya dan Haji Hadi," Rhoma Irama menambahkan.

 

 

 

4 dari 5 halaman

Revolusi Musik

Rhoma Irama kemudian menceritakan tentang kisah Soneta Grup formasi pertama. Kala itu, mereka sepakat untuk melakukan revolusi di dunia musik. 

"Jadi dalam hal ini saya ingin menceritakan sedikit kisah tanggal 13 Oktober kami berdelapan ini berkomitmen untuk melakukan revolusi. Saat itu saya melakukan, tahun 70 saya melakukan revolusi musik dari melayu menjadi dangdut," terangnya.

5 dari 5 halaman

Hijrah dari Maksiat

Bukan hanya melakukan revolusi dalam dunia musik, Rhoma Irama bersama dengan anggota grup lainnya juga bertekad untuk berhijrah. Dalam arti, mereka kompak menjauhi hal-hal negatif dan menjadikan Soneta Group sebagai media untuk berdakwah.

"Kemudian tanggal 13 oktober 73 kita bertekad untuk hijrah dari hal-hal negatif dari maksiat maka saat itu saya bersama dengan tujuh teman lainnya. Hari ini kita akan hijrah kita akan gunakan Soneta sebagai media dakwah," Rhoma Irama mengisahkan. (Merdeka.com)