Liputan6.com, Jakarta - Sebelum meninggal dunia, Syekh Ali Jaber sempat dinyatakan terpapar Covid-19. Untuk itu, ia harus menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit rujukan pemerintah.
Lewat YouTube Irfan Hakim, asisten Syekh Ali Jaber, Iskandar, mengungkap isi pesan suara terakhir yang dikirim ke WhatsApp-nya sesaat sebelum masuk ruang ICU akibat Covid-19.
"Mohon dialihkan infus, di bagian daripada tangan, diubah di bagian leher, atau dada. Kalau tangan kalau lama-lama takut luka," kata sang ulama dengan suara yang lemah.
Advertisement
Baca Juga
Cita-cita Syekh Ali Jaber Meninggal di Tanah Air Indonesia Terwujud, Irfan Hakim Beberkan Kondisi Makamnya
Irfan Hakim Sempat Ingin Donor Darah buat Syekh Ali Jaber, Pihak Rumah Sakit Keburu Tidurkan Sang Ulama
Irfan Hakim Orang Terakhir yang Melihat Jenazah Syekh Ali Jaber, Wajah Almarhum Tersenyum
Menyerang Paru-Paru
Sang ulama lalu mengatakan bahwa virusnya telah menyerang paru-paru. Bersyukur, hal ini bisa diatasi setelah diberi obat.
"Ada obat untuk menambahkan daya tubuh, karena masuk virus, dia sudah melunjak gejala di paru-paru. Yang di kanan lebih besar virusnya, lebih melebar di kanan, terduga ada sedikit di kiri. Untuk sebagian besar di kanan karena masih belum bisa dikontrol," ucapnya lagi.
Advertisement
Pengentalan Darah
Selain menyerang paru-paru, darah Syekh Ali jaber juga mengalami pengentalan karena serangan virus tersebut.
"Tapi ini obat untuk menambah imun semoga bisa dipercepat dan sedikit mengencerkan darah karena darah saya terlalu kental karena virus itu," katanya dengan napas yang terdengar sesak.
Akhirnya Negatif
Voice note itu pun berakhir. Irfan Hakim, sahabat Syekh Ali Jaber bersyukur karena Covid-19 sang ulama dapat diatasi sehingga wafat dalam keadaan negatif.
"Tapi bersyukur meninggal dalam kondisi negatif jadi pemakaman bisa secara normal istilahnya. Memang ini sudah ditakdirkan oleh Allah," ucap Irfan Hakim.
Advertisement