Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah musisi besar Indonesia lahir bulan Januari. Setelah Melly Goeslaw dan Dewi Lestari, kini kibordis Kahitna, Yovie Widianto berulang tahun ke-53, Kamis (21/1/2021).
Berkiprah sejak dekade 1980-an, musisi asal Bandung ini tak hanya menulis lagu untuk Kahitna. Lewat karyanya, Yovie Widianto mengantar banyak penyanyi lain meraih sukses.
Advertisement
Baca Juga
Di era 1990-an, tak ada tahun yang terlewati tanpa lagu hit Yovie Widianto. Andai Dia Tahu dari Kahitna salah satu yang abadi menembus zaman. Showbiz Liputan6.com menghimpun 6 hit besar lain karya sang maestro.
1. Cerita Cinta (Kahitna)
Tentu kita harus menyebut Cerita Cinta, yang meletakkan fondasi dan jati diri Kahitna. Album dengan hit berjudul sama ini menetapkan standar bagaimana warna musik sebuah band semestinya dibentuk.
Ada banyak hit yang dilahirkan Kahitna selama lebih dari tiga dekade. Namun konser dan show case mereka tidak sah tanpa senandung, “Biar cinta bergelora di dada, biar cinta menyatukan kita huououo.”
Advertisement
2. Bila Kuingat (Lingua)
Trio Amara, Frans, dan Ari mendadak terkenal setelah tampil dengan karya Yovie Widianto, “Bila Kuingat.” Dengan notasi simpel yang tidak menguji rentang vokal, lagu ini terasa tulus.
Plus, video klip yang digarap penuh selera. Setelahnya, Lingua merilis beberapa hit seperti “Jangan Kau Henti” dan “Tak Kan Habis Cintaku,” tetap saja “Bila Kuingat” paling lekat dengan mereka.
3. Ada Cinta (Bening)
Fenomena Bening mengingatkan kita pada Lingua setahun sebelumnya. Dimodali hit “Ada Cinta,” racun lagu ini terletak pada notasi pembuka yang kemudian diulang menjadi refrain.
“Ada cinta yang kurasakan, saat bertatap dalam canda. Ada cinta yang kau getarkan saat ku resah dalam harap. Oh indahnya,” lantun Vonny, Vera, Dewi, dan Dita. Meski telah direkam ulang oleh penyanyi lain, mohon maaf versi Bening tak tak terganti.
Advertisement
4. Untukku (Chrisye)
Rasanya kita sepakat, lagu apapun yang dibawakan Chrisye terasa lebih dalam dan syahdu termasuk “Untukku” yang konon notasi dan liriknya didapat Yovie Widianto saat berada di pesawat.
Nomor ini jadi lagu perayu wajib putar di radio kala itu, meneruskan sukses “Kala Cinta Menggoda” yang meledak pada 1997. Refrain “Untukku” terdengar membius laksana candu: walau ke ujung dunia, pasti akan kunanti…
5. Dalam Hati Saja (Warna)
“Dalam Hati Saja” yang dijadikan judul album debut Warna mengantar Nina, Ria, Stephen, Dea, dan Sarwana mencapai popularitas. Lagu ini lebih kuat dari single perdananya, “Rindu Ini.”
Dirilis di tengah krisis ekonomi yang membuat harga kaset meroket, album Dalam Hati Saja menjadi fenomena yang tak bisa diulang. Mengingat, album Warna berikutnya tak sefantastis Dalam Hati Saja.
Advertisement
6. Menanti (Dea Mirella)
“Menanti” perkawinan musik pop dengan gamelan yang dirangkai personel Kahitna, Doddy Is hingga terdengar lebih kaya sekaligus kompleks. Musik dan liriknya digubah Yovie untuk Dea Mirella yang mewakili Indonesia di ajang Sanghai Asian Music Festival. Sebuah pencapaian membanggakan pada 1999.
“Menanti” yang ada di album kompilasi Karya Apik Yovie Widianto salah satu lagu yang susah dinyanyikan. Dengan kunci yang sama, coba Anda nyanyikan bagian ini: Terkadang kusesali, tak ada arti lagi indahnya meniti mimpi (lanjutkan dengan teriakan ala Dea). Duh…