Liputan6.com, Seoul - Belakangan ini makin banyak komik Webtoon yang diangkat menjadi drama Korea, salah satunya Sweet Home. Drama dari webtoon bertajuk sama ini, ditayangkan Netflix sejak Desember tahun lalu dan menuai popularitas.
Dilansir dari Business Korea, Sweet Home masuk dalam daftar tayangan Netflix yang paling banyak ditonton di AS, bahkan sempat masuk dalam posisi pertama di 13 negara.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum diadaptasi dalam bentuk drakor pun, Sweet Home telah menuai perhatian penggemar kisah horor di platform Line Webtoon. Tema dunia distopia dalam komik daring ini disajikan secara apik oleh duo Kim Carnby dan Hwang Youngchan.
Kim Carnby bertanggung jawab atas penokohan dan cerita, sementara Hwang Youngchan menghidupkan lewat goresan penanya. Showbiz Liputan6.com baru-baru ini berkesempatan untuk mewawancara keduanya via email, soal sistem kerja hingga inspirasi mereka dalam menghadirkan monster-monster di Sweet Home. Yuk, disimak!
Kerja 6 Hari Seminggu
Tanya: Awalnya seperti apa, sampai bisa menjadi komikus?
Hwang Youngchan: Sejak kecil saya suka membuat coretan-coretan acak. Sejak SMP saya mulai tertarik untuk serius menggambar.
Tanya: Kadang orang tak sadar bahwa membuat komik itu perlu kerja keras. Boleh diceritakan, seperti apa rutinitas keseharianmu dalam menjadi kreator webtoon?
Hwang Youngchan: Biasanya saya kerja enam hari seminggu. Jika banyak yang harus saya kerjakan, biasanya saya kerja full seminggu, he he. Saya berada di depan komputer sejak bangun pagi sampai tidur di malam hari. Saya bukan tipe orang bekerja dengan efisien, jadi saya mengalami banyak kesulitan, lebih sulit jika tidak ada orang-orang di sekitar saya yang membantu saya.
Sebelum pandemi pun, saya jarang keluar rumah, tapi seperti yang dialami oleh banyak orang saat ini, saya juga merasa sesak di rumah terus. Saya hanya bisa berharap dan menunggu semuanya segera membaik.
Advertisement
Karakter yang Lebur
Tanya: Salah satu hal menarik tentang karyamu adalah penokohannya. Mereka bukan tokoh yang terdikotomi sebagai "jahat-baik" atau "hitam-putih", tapi banyak yang berada di area abu-abu. Bagaimana Anda membuat penokohan seperti ini?
Kim Carnby: Saya bukan tipe penulis yang menentukan karakter terlebih dahulu kemudian menyusun cerita berdasarkan sifat dari karakter tersebut. Saya lebih ke tipe penulis yang menentukan alur cerita terlebih dahulu dan kemudian menambahkan karakter agar bisa lebur dalam alur cerita tersebut.
Saya merancang karakter sedemikian rupa untuk bisa menyampaikan cerita yang ingin saya sampaikan, dan di situ karakter tersebut menerima posisinya dalam cerita. Tapi, ada saat di mana karakter tersebut tiba-tiba mulai menguasai alur cerita dan muncul kesan seakan-akan dia bergerak dengan sendirinya. Menurut saya, itulah saat di mana karakter tersebut menjadi karakter yang berhasil.
Tema Monster
Tanya: Dari mana kalian mendapat ide untuk cerita ini? Ada ada komik yang sangat kalian suka dan memberikan pengaruh kepada karya Anda?
Kim Carnby: Sebelumnya saya telah menulis banyak cerita yang bergenre thriller tapi menulis cerita yang bertema monster merupakan sesuatu yang tidak familier bagi saya. Jadi saya bertekad untuk mencoba menulis cerita bertema monster, dan saya sangat senang karena cerita ini responsnya sangat baik dari para pembaca.
Kalau untuk manhwa (komik) saya menikmati semua genre manhwa dan tidak pilih-pilih saat membaca. Rasanya sulit jika diminta untuk memilih satu, karena banyak sekali manhwa yang sangat menarik di luar sana. Karena saya sudah cukup berumur, saya cenderung menyukai manhwa cetak dibanding webtoon. Secara emosional, saya bukan tipe penulis yang mudah terpengaruh oleh karya lain, tapi secara teknik saya belajar banyak.
Hwang Youngchan: Manhwa yang saya baca yang paling saya ingat adalah Your Lie in April yang saya baca beberapa tahun yang lalu.
Advertisement
Dari Webtoon ke Netflix
Tanya: Sekarang monster yang kalian ciptakan 'hidup' dalam drama Netflix, dan bahkan sangat sukses. Apa yang pertama kali terlintas di benak kalian saat melihat drama itu?
Hwang Youngchan: Saya sangat gembira saat membayangkan bahwa karya saya akan terlahir kembali menjadi karya dalam bentuk yang berbeda. Bukan itu saja, menurut saya tidak akan ada penulis yang menolak jika karyanya diadaptasi menjadi series di Netflix, platform video yang kini sangat mengglobal.
Kim Carnby: Selama karier saya sebagai penulis, kata “MAJOR” tidak pernah ada sebelumnya dalam karya saya. Saat mendengar bahwa sutradara Lee Eungbok akan menyutradarai Sweet Home, saya merasa akhirnya kata “MAJOR” datang dalam hidup saya. Saya merasa sangat beruntung.
Jangan Takut Gagal
Tanya: Terakhir, apa ada pesan untuk kreator pemula atau mereka yang ingin menerbitkan karya di Line Webtoon?
Kim Carnby: Hal yang paling penting saat memulai webtoon bukanlah kemampuan, tapi keberanian. Walaupun kamu merasa kamu memiliki banyak kekurangan, mulailah dengan penuh rasa percaya diri. Semangat!
Hwang Youngchan: Jangan takut kegagalan, yang penting mulailah gambar apa yang ada di bayanganmu.
Advertisement