Sukses

Lima Presiden AS Pernah Menyaksikan Penampilan Chicago

Chicago lahir di Chicago, Illinois, AS pada 1967 dan telah menapaki karier di dunia musik hingga kini. Dikenal dengan aliran musik rock dan jazz fusion, Chicago telah menjadi salah satu band yang namanya tetap berkibar selama lebih dari empat dekade.

Liputan6.com, Jakarta: "Selamat sore," sapa Robert Lamm, vokalis utama band Chicago, saat bersama tiga rekannya memasuki ruangan konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (27/10). Ya, malam ini tepat pukul 19.00 WIB, Robert Lamm bersama rekan-rekannya akan mengobati kerinduan para penggemarnya [baca: Chicago Malam Ini Siap Menghentak Jakarta].

Bagi Robert Lamm dan para anggota Chicago lainnya, konser ini adalah yang kedua digelar di Jakarta. Sebelumnya, mereka tampil di Jakarta pada Januari 1993.

Adapun formasi terakhir band bergenre rock dan jazz fusion (jazz-rock) asal Illinois, Amerika Serikat itu adalah Robert Lamm (vokal), Lee Loughnane (trompet), James Pankow (trombone), Lou Pardini (vokal), Jason Scheff (bass, vokal), Tris Imboden (drum), Walter Parazaider (woodwinds) dan Keith Howland (gitar). Namun, Walter Parazaider (woodwinds) berhalangan lantaran sakit.

"Kami akan membawakan lagu-lagu terbaik dari album pertama hingga album terakhir," ucap Robert Lamm.

Sementara, Narga S. Habib dari Enesha Entertainment, mengaku senang mendatangkan lagi Chicago ke Indonesia. "Saya dari kecil mengidolakan Chicago," ujar Narga.

Band Chicago lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada 1967 dan telah menapaki karier di dunia musik hingga kini. Dikenal dengan aliran musik rock dan jazz fusion, Chicago telah menjadi salah satu band yang namanya tetap berkibar selama lebih dari empat dekade.

Dalam rentang waktu cukup lama itulah menjadikan Chicago band yang masuk sebagai salah satu dari 13 musisi paling bersejarah dalam perjalanan musik dunia versi Majalah Billboard.

Dan, kini Indonesia akan menjadi salah satu tempat dimana mereka akan menunjukkan kehebatannya di atas panggung pada Hari Sabtu tanggal 27 Oktober, bertempat di Plenary Hall Jakarta Convention Center dalam rangkaian konser bertajuk "Chicago Live in Concert 2012" yang dipersembahkan oleh Enesha Entertainment and Sound Rhythm.

Chicago telah menghasilkan rekor penjualan sebanyak 38 juta kopi di Amerika, 22 di antara dianugerahi dengan penghargaan gold, 18 platinum dan delapan multi platinum. Mereka telah menghasilkan lima album yang berhasil duduk di peringkat pertama, dan 21 single yang berhasil duduk dalam peringkat 10 besar.

Karier bermusik mereka dimulai dengan nama The Big Thing di mana mereka membawakan cover version dari lagu-lagu top 40 yang saat itu tengah menjadi hits, nama tersebut kemudian berganti menjadi Chicago Transit Authority dan dipersingkat menjadi Chicago.

Chicago terkenal dengan karakter musiknya yang pintar dengan lirik-lirik yang peka terhadap keadaan sosial dan terkadang berbau politik dan penuh visi.

Karakter band mereka pun dibentuk melalui logo yang diciptakan oleh Nick Fasciano yang tidak pernah mengalami perubahan bentuk melainkan menjadi sebuah penegasan sendiri untuk band ini.

Sama seperti band-band besar lainnya, pergantian personel pun mewarnai perjalanan musik Chicago, hingga terbentuk anggota band saat ini yang tetap mengusung kebesaran dan menggawangi eksistensi mereka di industri musik, yaitu Robert Lamm (vokal), Lee Loughnane (trompet), James Pankow (trombone), Walt Parazaider (woodwinds), Lou Pardini (vokal), Jason Scheff (bass, vokal), Tris Imboden (drum), dan Keith Howland (gitar).

Album pertama yang merupakan double album dikeluarkan di 1969 dan berhasil terjual lebih dari satu juta kopi dan mendapat penghargaan platinum, lewat single Does Anybody Really Know What Time It Is?, Beginnings, dan Questions 67 and 68.

Album kedua, Chicago II, merupakan sebuah album double LP dengan single Ballet for a Girl in Buchannon, Make Me Smile, Colour My World, 25 or 6 to 4. Sebuah quadruple album live set Chicago at Carnegie Hall Volumes I,II,II and IV dirilis pada 1971 yang merupakan album live performance dari konser tiga album sebelumnya.

Walaupun terkesan ambisius di eranya, namun album ini kemudian menjadi album box set terlaris selama 15 tahun. Album single pertama dengan hit Saturday in the Park dirilis sebelum album Chicago V dikeluarkan ke pasar pada 1972 dan berhasil menduduki peringkat pertama di Billboard Pop dan Jazz Album Chart.

Di 1973, Chicago VI dirilis dengan single Feeling Stronger Every Day dan Just You and Me, dua single ini berhasil duduk di 10 besar tangga lagu Amerika.

Sebuah double disc dirilis di 1974 dengan lantuan suara khas dari penyanyi terdahulu Chicago, Peter Cetera dan The Beach Boys sebagai vokal tambahan melalui single Wishing You Were Here.

Di tahun berikutnya Chicago VII dirilis dan diikuti dengan Chicago VIII pada 1975, yang kemudian dilanjutkan dengan tur bersama The Beach Boys.

Tur ini merupakan salah satu tour yang menghasilkan pendapatan terbesar di era tersebut.  Chicago akhirnya berhasil menembus peringkat pertama tangga lagu musik di Amerika melalui single If You Leave Me Now dari album Chicago X di 1976.

Lewat lagu ini pula, Chicago berhasil meraih penghargaan Grammy Awards untuk kategori Best Pop Performance by a Duo or Group. Chicago XI dikeluarkan di 1977 dengan single Baby, What a Big Surprise yang berhasil menduduki peringkat empat di tangga lagu musik Amerika.

Karier perjalanan Chicago tidak terlalu mulus, beberapa peristiwa besar sempat mewarnai tapak karir mereka, di 1978 Chicago berpisah dengan manager yang selama ini telah bersama membesarkan nama band ini, kemudian disusul dengan kecelakaan yang terjadi pada pemain gitar yang juga penyanyi mereka, Terry Kath. Posisi tersebut kemudian digantikan oleh Donnie Dacus yang kemudian mengisi suara untuk dua album setelahnya.

Berhasil melalui masa-masa sulit tersebut dengan cepat, sebagai band yang sangat produktif di eranya, Chicago kembali bangkit dan merilis album Hot Street di tahun yang sama, dan berusaha untuk meninggalkan kesan Kath yang terlanjur telah melekat selama ini, Chicago kemudian lebih mengarahkan musik ke arah genre pop dan balada.

Chicago 13 dikeluarkan di 1979 dan Chicago XIV di 1980. Setelah album Greatest Hits, Chicago mengakhiri kerja sama dengan Columbia Records dan beralih ke Warner Music.

Perubahan besar kembali terjadi pada saat David Foster turut serta mengembangkan payung kesuksesan Chicago di 1980.

Band ini seperti menemukan nyawanya kembali dan menelurkan album Chicago 16 yang mencuat lewat single Hard to Say I`m Sorry.

Chicago 17 merupakan album Chicago yang paling laris dalam penjualan sepanjang masa, melalui single You’re The Inspiration dan Hard Habit to Break, dan merupakan album terakhir Peter Cetera di 1985 bersama Chicago, Cetera kemudian melanjutkan perjalanan musiknya dengan bersolo karier.

Jason Scheff putra dari mendiang Elvis Presley kemudian menggantikan posisi ini dan menghasilkan album Chicago 18 dengan single Will You Still Love Me?, yang berhasil duduk di berbagai tangga lagu musik dunia.

Di 1988, Chicago 19 dirilis dengan menggandeng produser baru, yaitu Ron Nevison dan Chas Sanford yang menggantikan posisi David Foster.

Chicago kemudian mengalami beberapa kali pergantian personil setelahnya dan berpindah label rekaman di bawah naungan Rhino Record, dan tetap menjadi band yang produktif dalam menelurkan album studio di antar periode 1991 melalui album Twenty  hingga 2011, termasuk dua di antaranya album Natal yang meraih penjualan gold.

Chicago bekerja sama dengan beberapa musisi seperti Joe Perry dari Aerosmith, dan Paul Shaffer dari David Letterman, dan menyanyikan beberapa cover version dari beberapa lagu yang pernah dibawakan oleh Sarah Vaughan, Glenn Miller, Duke Ellington lewat album Night & Day Big Band.

Album kompilasi The Very Best of Chicago: Only The Beginning berhasil terjual lebih dari dua juta kopi di Amerika. Album The Best of Chicago: 40th Anniversary Edition dan Stone of Sisyphus dikeluarkan di era 2000 di bawah naungan Rhino Records.

Chicago merupakan bukti sejarah yang mengutamakan karya musik dibandingkan kehidupan personal masing masing anggotanya, telah mengalami berbagai peristiwa baik dan buruk tidak membuat karisma band ini pudar ataupun bubar seperti band-band yang besar di zamannya, popularitas mereka semakin solid dengan anggota yang kali ini ada.

Untuk komitmen ini Chicago telah dianugerahi banyak penghargaan. Sebut saja Favorite Rock Group (1986,) Billboard Magazine’s Top 100 artists of all time (September 2008), Favorite Musical Group (1975) by People’s Choice Award, Star on the Hollywood Walk of Fame (1992), serta Presidential Classroom Honoree.

Dan, Chicago merupakan satu band yang telah mendapat kesempatan untuk tampil di depan lima presiden Amerika Serikat. Termasuk di antaranya konser yang diadakan di Capitol Building dan Ford Theaters (di mana kesempatan ini jarang terjadi), dan berbagai penghargaan lainnya.

Hingga kini Chicago telah berkolaborasi dengan banyak musisi lainnya di banyak kesempatan termasuk dengan Huey Lewis, The Beach Boys, Doobie Brothers, American Idol, Earth Wind & Fire, dan kali ini Chicago akan menggelar konser solonya di beberapa negara di Amerika dan benua Asia, termasuk Indonesia.

Keberadaan musik Chicago telah mendapatkan tempat tersendiri di hati para penggemar setianya di Indonesia yang telah tumbuh besar bersama dan menjadi saksi eksistensi Chicago selama ini. Maka konser kali merupakan sebuah perayaan hangat kebersamaan tersebut di mana para fans yang telah setia mengikuti karir bermusik Chicago mendapatkan kesempatan langsung untuk menikmati penampilan band asal Amerika ini secara langsung di panggung besar di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Sabtu malam ini.(Enesha Entertainment/ANS)
    Video Terkini