Sukses

Putra Syekh Ali Jaber Bongkar Penyebab Kematian Sang Ayah: Ketabrak Covid-19 dan Riwayat Darah Kental

Al Hasan Ali Jaber menceritakan riwayat kesehatan Syekh Ali Jaber. Ia menggunakan istilah ketabrak Covid-19. Berikut penuturannya.

Liputan6.com, Jakarta Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis, 14 Januari 2021 lalu sekitar pukul 8.30 WIB. Kabar ini kali pertama disampaikan akun Instagram Yayasan Syekh Ali Jaber dan membuat khalayak syok.

Beberapa hari sebelumnya, Syekh Ali Jaber Positif Covid-19. Namun hasil tes usap terakhir menyebut sang ulama telah negatif Covid-19. Sempat terjadi simpang siur, Al Hasan Ali Jaber kini meluruskan.

Klarifikasi soal kematian Syekh Ali Jaber disampaikan via video “Syekh Ali Jaber dan UYM Besanan?” yang mengudara di kanal YouTube Cerita Untungs, Selasa (9/2/2021).

2 dari 5 halaman

Ketabrak Covid-19

“Beliau ada penyakit. Cuma enggak begitu parah. Qadarullah kena itu Covid-19, ketabrak Covid-19, karena beliau juga ada (penyakit) darah kental kalau enggak salah sebelum Covid-19,” katanya.

“Ketabrak Covid-19 itu, Covid-nya beberapa hari sudah negatif. Cuma mungkin impaknya sudah ke sana ke mari. Sudah lumayan lama,” Al Hasan membeberkan.

3 dari 5 halaman

Kurang Semangat Jaga Kesehatan

Setelahnya, ia menyayangkan sikap Syekh Ali Jaber belakangan. Menurut Al Hasan, Syekh agak kurang bersemangat menjaga kesehatan khususnya setelah insiden penusukan.

“Cuma beliau sedikit… agak kurang semangat menjaga kesehatan, agak malas. Apalagi setelah penusukan juga kurang perhatian sama diri sendiri,” beri tahu Al Hasan.

4 dari 5 halaman

Sebuah Acara di Lombok

Itu tak lagi dipermasalahkan. Al Hasan percaya, kepergian ayahnya bagian dari jalan takdir Sang Khalik. Kini, Syekh Ali Jaber berada di keabadian. Tugasnya sebagai anak meneruskan kebaikan almarhum.

Al Hasan lantas mengingat hari-hari terakhir sebelum Syekh Ali Jaber menghadap Tuhan. Almarhum menghadiri sebuah acara di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

5 dari 5 halaman

Pengin Curhat Rupanya

“(Ayah sering kirim) voice note, video call melihat adik-adik main. Kadang juga… terakhir datang ke Lombok padahal acara cuma satu. Biasanya balik langsung (tapi kala itu) beliau tetap di Lombok,” kenangnya.

“Banyak yang pengin curhat rupanya. Itu beliau sering telepon. Kalau misalnya kangen beliau pasti curhat masalah ini dan itu. Butuh teman ngobrol,” Al Hasan mengakhiri.