Liputan6.com, Los Angeles Sejak bergabung dengan keluarga Kerajaan Inggris, Meghan Markle kerap diberitakan menjadi seteru Kate Middleton. Isu yang beredar di masyarakat dan media, Meghan kerap diposisikan sebagai pembuat onar.
Dalam wawancara yang digelar bersama Oprah Winfrey, istri Pangeran Harry ini akhirnya buka suara soal tuduhan tersebut. Ia mengakui sempat terjadi gesekan antara dirinya dengan sang ipar.
Advertisement
Baca Juga
Seperti yang diberitakan media, hal ini terjadi karena perselisihan soal baju bridesmaid dalam pernikahannya. Tapi Meghan menyanggah laporan yang beredar, bahwa ia membuat istri Pangeran William ini menangis.
"Yang terjadi sebaliknya," tutur Meghan Markle, seperti diwartakan People, Senin (8/3/2021). "Itu membuatku menangis. Sangat menyakitkan hatiku," kata Duchess of Sussex.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Bukan Menjelek-jelekkan
Namun ia menegaskan bahwa gesekan ini juga dipengaruhi oleh tekanan jelang pernikahannya.
"Aku tidak mengatakan ini untuk menjelek-jelekkan siapa pun, karena saat itu adalah masa-masa yang berat jelang pernikahan, dan saat itu ia juga sedang kesal soal sesuatu," tutur Meghan.
Advertisement
Kate Minta Maaf
Tak hanya itu, gesekan ini tak bertahan lama. "Dia mengakuinya, meminta maaf, dan dia mengirimkanku bunga dan tulisan permintaan maaf," tutur Meghan.
Meghan juga enggan menjelaskan secara detail soal insiden gaun bridesmaid ini. "Kurasa tak adil baginya bila kita menceritakan secara detail, karena dia telah meminta maaf. Aku pun sudah memaafkannya," tutur ibunda Archie.
Kaget
Berbulan-bulan kemudian, ia kaget melihat insiden ini jadi bahan pemberitaan. "Aku tak pernah menginginkan hal ini terjadi kepadanya, meski sudah terjadi. Aku menjaga hal ini agar tak keluar," ujarnya.
Meghan mengatakan istri Pangeran William ini orang baik, dan bertanya-tanya apakah Kate Middleton dilarang istana untuk membelanya.
Advertisement
Diadu oleh Media
Ia juga berbicara soal kebiasaan media "mengadu" dirinya dan Kate Middleton. Bintang Suits ini menyayangkan media kerap memakai narasi bahwa satu sosok adalah pahlawan, sementara lainnya penjahat.
"Kalau kamu mencintaiku, kamu tak perlu membencinya. Dan jika kamu mencintainya, kamu tak perlu membenciku," tuturnya.