Sukses

Selamat Hari Musik Nasional, Ini 10 Pencipta Lagu Perempuan Terbaik dalam Sejarah Indonesia

Wanita punya kiprah nyata dalam melahirkan hit besar. Merayakan Hari Musik Nasional, inilah 10 komposer perempuan Indonesia nomor wahid.

Liputan6.com, Jakarta Setiap 8 Maret, masyarakat memperingati Hari Perempuan Internasional. Selasa (9/3/2021), Indonesia merayakan Hari Musik Nasional. Sejumlah penyanyi dan musisi berbagi perasaan setahun manggung tanpa penonton akibat Pandemi Covid-19.

Perayaan perempuan sejagat dan Hari Musik Nasional yang berurutan membuat sejumlah pihak mengenang kembali kiprah perempuan di industri musik Tanah Air. Faktanya, Indonesia tak kekurangan musisi perempuan.

Merayakan Hari Musik Nasional 2021, laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun 10 musisi cewek yang melahirkan hit besar penembus ruang dan waktu. Atau setidaknya, mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Selamat Hari Musik Nasional.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

2 dari 11 halaman

1. Ibu Soed

Hit: “Berkibarlah Benderaku,” “Tanah Airku”

Saridjah Niung Bintang Soedibjo alias Ibu Soed adalah seniman lintas zaman yang juga dikenal sebagai pemain drama, penyiar radio, dan tokoh anak serta penggiat batik. Artis kelahiran Sukabumi, 26 Maret 1908, ini melahirkan sejumlah lagu nasional dan nomor anak legendaris.

“Berkibarlah Benderaku,” “Bendera Merah Putih,” “Tanah Airku,” dan “Desaku” hanyalah segelintir dari banyaknya warisan budaya peninggalan Ibu Soed. Tutup usia pada 1993, warga Indonesia selamanya berutang budi pada Sang Maestro.

 

3 dari 11 halaman

2. Titiek Puspa

Hit: “Bing,” “Kupu-kupu Malam”

Dialah diva pop Indonesia mula-mula yang menegakkan standar emas bahwa penyanyi mestinya juga bisa menghasilkan karya sendiri. Memulai karier dari era Soekarno, lomba Bintang Radio di Semarang, dan merilis piringan hitan, karya Titiek menembus zaman.

Ia peka terhadap isu sosial. Terbukti lewat “Kupu-kupu Malam” yang berempati pada pekerja seks komersial. Ia bisa menulis karya personal soal kehilangan tanpa terkesan cengeng dalam “Bing.” Keluwesannya juga terasa di “Apanya Dong” yang rock and roll dan “Menabung.”

4 dari 11 halaman

3. Melly Goeslaw

Hit: “Salah,” “Bunda,” “Menghitung Hari”

Terinspirasi oleh kebesaran Titiek Puspa, Melly Goeslaw yang buta notasi mempertahankan eksistensi lebih dari 25 tahun sebagai salah satu singer-songwriter terbaik negeri ini. Sebelum “terjebak” musik elektronik dan proyek soundtrack, ia berkreasi dengan sudut pandang unik.

Ia menulis soal perselingkuhan via “Salah.” Memberi penghargaan tertinggi untuk “Bunda”. Juga memotret kekerasan fisik yang dialami perempuan dalam “Diam.” Melly juga mengantar sejumlah solis perempuan meraih status diva. Rossa, BCL, dan KD tak boleh melupakannya.

 

5 dari 11 halaman

4. Dewiq

Hit: “Tanpa Kekasihku,” “Cinta Pertama (Sunny)”

Nyaris tak dikenali publik karena jarang muncul, khalayak mengenal Dewiq lewat sejumlah karya yang dilantun para vokalis papan atas negeri ini. BCL meroket bersama lirik, “Sunny, sunny, apa kabarmu kabarku baik-baik saja.”

Titik tertinggi Agnez Mo ditandai “Cinta di Ujung Jalan” dan “Tanpa Kekasihku.” Nama Dewiq mewangi hingga ke Negeri Jiran. “Bukan Cinta Biasa” yang menguatkan posisi Siti Nurhaliza sebagai diva adalah karya Dewiq.

6 dari 11 halaman

5. Rita Sugiarto

Hit: “Zaenal,” “Hello Dangdut”

“Helo… helo… helo… yang yang yang, digoyang-goyang, yang,” sebuah larik pembuka ikonis dari hit abadi “Hello Dangdut” karya Rita Sugiarto dan Jacky Zimah. Tak banyak pedangdut perempuan yang bisa menulis lagu dan mengantarnya menjadi hit.

Rita Sugiarto adalah pengecualian. Darinya, lahir sejumlah hit seperti “Zaenal,” “Jacky,” dan “Abang Kumis.” Saat melantunkan ciptaan orang lain, pedangdut yang diidolakan Inul Daratista dan Olga Syahputra ini sukses. Sebut saja, “Pacar Dunia Akhirat” dan “Makan Darah.”

7 dari 11 halaman

6. Dewi Lestari

Hit: “Firasat,” “Malaikat Juga Tahu”

Bakat besar Dewi Lestari alias Dee sebagai penulis lagu sebenarnya sudah terasa sejak Rida Sita Dewi debut pada 1995. Kala itu, album mereka diakhiri dengan tembang melodius yang didominasi petikan gitar, “Satu Bintang Di Langit Kelam.”

Setelahnya, ia berkongsi dengan Yovie Widianto lewat “Kusadari.” Ini membuka jalannya untuk melahirkan karya besar sendiri seperti “Firasat,” “Malaikat Juga Tahu,” dan “Kali Kedua” buat Raisa.

8 dari 11 halaman

7. Maia Estianty

Hit: “Teman Tapi Mesra,” “Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu”

“Aku punya teman, teman sepermainan ah! Ah! Ah!” yang dilantun (ehem!), Mulan Jameela ini meledak 15 tahun silam. Lagu ini saja berhasil membuat album kompilasi Ratu & Friends terjual 400 ribu kopi lebih. Ratu lalu melahirkan hit “Lelaki Buaya Darat” dan “Dear Diary.”

Kita tahu bagaimana akhir persahabatan Maia dan Mulan. Terlepas dari drama personal yang melingkunginya, Maia tetap musisi besar. “Teman Tapi Mesra” menyempurnakan prestasi Maia sebelumnya lewat “Aku Baik-baik Saja” dan “Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu.”

 

9 dari 11 halaman

8. Rieka Roslan

Hit: “Cobalah Untuk Setia,” “Oh Kasih”

Vokalis The Groove ini tak hanya punya suara empuk. Skill meracik musik dan liriknya pun ciamik. Untuk The Groove, ia menulis “Dahulu” dan “Sepi.” Musikalitas Rieka Roslan lalu dilirik sejumlah produser. Ia ditantang menulis lagu untuk penyanyi lain.

Dua yang juga langgeng hingga kini tentu saja, “Oh Kasih” (Shanty) dan “Cobalah Untuk Setia” (KD). Adegan Krisdayanti melabrak Garry Iskak dalam video klip diiringi lirik “Masihkah aku diinginkan, masihkah aku didambakan?” membekas hingga kini.

10 dari 11 halaman

9. Titik Hamzah

Hit: “Siksa,” “Sayang”

Kami ajak Anda kembali ke era klasik menemui Titik Hamzah, salah satu personel Dara Puspita yang mengangkasa bersama hit berirama linso “Soerabaja.” Mundur dari Dara Puspita, ia menulis lagu untuk penyanyi lain. “Siksa,” yang dilantun Euis Darliah misalnya.

“Siksa” menang di Festival Lagu Pop Indonesia 1981 dan mewakili Indonesia di World Pop Song Festival Tokyo. Karya Titik lainnya, “Sayang” dibawakan macan kontes Hetty Koes Endang dan jadi juara 3 di Festival Internasional De La Cancion Vina Del Mar, Cile. Wow!

 

11 dari 11 halaman

10. Oppie Andaresta

Hit: “Cuma Khayalan,” “Bidadari Badung”

Dedake 1990-an, publik dikejutkan dengan penampilan solis perempuan yang apa adanya plus gaya bernyanyi santuy. Oppie Andaresta yang bergaul dengan komunitas Gang Potlot melahirkan hit “Cuma Khayalan” yang ditulisnya bareng Kaka dan Bimbim.

Tak hanya mahir menulis lagu keroyokan, Oppie membuat sendiri hit besar “Na na na na (Berakit-rakit)” dan “Bidadari Badung” yang eksentrik. Jangan lupa, ada hit “Single Happy” yang ditulisnya sebagai jawaban untuk pertanyaan klise “Kapan kawin?”