Liputan6.com, Jakarta Rabu (24/3/2021), Krisdayanti ulang tahun ke-46. Terlepas dari drama rumah tangga yang membayanginya belasan tahun terakhir, ibunda Aurel Hermansyah tetaplah seorang diva dengan rekam jejak gemilang.
Di industri musik Tanah Air, Krisdayanti bukan sekadar diva. Ia musisi sekaligus trendsetter. Bentuk alis dan koleksi wignya di pengujung 1990 dan awal 2000-an menjadi kiblat bagi selebritas lain.
Advertisement
Baca Juga
Permintaan Khusus Krisdayanti kepada Anak-anaknya di Ulang Tahun ke-46: Rukun-rukunlah Kalian, Nak…
Hubungan dengan Krisdayanti Sudah Baik, Aurel Hermansyah Minta Warganet Tak Perkeruh Keadaan
6 Potret Krisdayanti Berhijab Hijau di Pengajian Aurel Hermansyah, Air Mata Tumpah Minta Diingat Meski Sedetik
Krisdayanti pula yang berhasil menggelar konser tunggal di Jakarta Convention Center pada 2001 berbekal dua album solo sukses. Menghormati salah satu ikon musik yang berulang tahun, kuy simak lagi 6 hit besar Krisdayanti.
1. Ku Tak Sanggup
Album Sayang (1998) menandai pindahnya Krisdayanti dari perusahaan rekaman Hemagita ke Warner Music Indonesia. Lewat album ini pula, sang diva memperkenalkan akronim KD yang dikenal hingga kini. “Ku Tak Sanggup” yang ditulis KD bersama Ari Bias jadi hit besar.
Selain lagunya enak didengar, videoklip “Ku Tak Sanggup” menampilkan KD dengan kemben hitam mengilap dan mahkota dari daun-daun kering hangat diperbincangkan khalayak. Kala itu, KD lagi hamil Aurel Hermansyah.
Advertisement
2. Menghitung Hari
Lagu ini mengubah wajah karier KD selamanya. Karya Melly Goeslaw ini mendadak meledak dan menjadi lagu wajib putar di ratusan radio Tanah Air. Ia tak disangka menjadi hit, melibas “Masih Ada Waktu” karya Anang Hermansyah yang juga diperkenalkan di radio kala itu.
“Menghitung Hari” mendongkrak karier KD dari solis kelas dua menjadi diva. Gara-gara lagu ini, album Sayang terjual 200 ribu kopi lebih meski industri musik ditimpa krisis ekonomi. Pencapaian yang belum tentu terjadi 10 tahun sekali. Krisdayanti berhasil melakukannya.
3. Mencintaimu
Semula, album Mencintaimu diberi judul Perempuan. Di tahun yang sama, KD mendengar Rita Effendy tengah merekam album baru bertajuk Perempuan. Keputusan KD melabeli albumnya Mencintaimu terasa tepat, mengingat single perdananya juga “Mencintaimu.”
Karya Bebi Romeo ini terasa magis di tangan KD. Penghayatan tingkat tinggi plus aransemen berbalut orkestra menebalkan citra megah serta menyayat. Performa KD di video klip “Mencintaimu” diganjar Piala Visia Video Musik Indonesia kategori Artis dengan Intepretasi Terbaik.
Advertisement
4. Yang Kumau
Kolaborasi kedua KD dan Melly Goeslaw tertuang dalam “Yang Kumau.” Lagu ini jadi single kedua album Mencintaimu. Video klipnya digarap saat KD hamil Azriel Hermansyah. Akibatnya, ia tak bisa bergerak leluasa. Jadilah, sepanjang video klip, ia duduk di mobil mewah.
Meski begitu, klip ini tetap mahal karena direkam dengan pita seluloid. “Yang Kumau” jadi hit disertai kontroversi. Sejumlah pihak menilai liriknya “mendiskresditkan” Tuhan. Jika Tuhan mau begini robahlah semua jadi yang kumau karena kuingin semua berjalan seperti yang kumau…
5. Cobalah untuk Setia
Tiga tahun vakum membuat penggemar KD menjerit. Sang diva kembali dengan album Cahaya yang diproduseri the one and only Erwin Gutawa. Kover albumnya pun enggak kaleng-kaleng. Sampul album Cahaya ada empat versi pose, Anda tinggal pilih suka yang mana.
Hit besar dari album ini justru “Cobalah Untuk Setia” karya Rieka Roslan. Video klipnya pun ikonis, menampilkan KD memergoki kekasih selingkuh. Dalam insiden pelabrakan, ia “dilabrak” mobil. “Masihkah aku diinginkan? Masihkah aku didambakan?” adalah klimaks lagu ini.
Advertisement
6. Mahadaya Cinta
Single ketiga dari album Cahaya ini membuktikan KD tak hanya mahir menjiwai lagu cinta dan patah hati. Lirik universal khas Guruh Soekarno Putra dalam “Mahadaya Cinta” menempatkan cinta sebagai identitas umat manusia yang memupus perbedaan warna kulit hingga keyakinan.
Karakter vokal KD mentransfer energi seiring aransemen Erwin Gutawa yang megah bagaikan karnaval. Cahaya album terlaris KD, terjual lebih dari 450 ribu kopi dan diganjar triple platinum. Seperti judulnya, album ini menerangi jalan Krisdayanti menuju legenda.