Sukses

Drakor Joseon Exorcist Dicap Memelintir Sejarah, Rating Turun dan Sponsor Kabur

Ada dua hal di drakor Joseon Exorcist yang dikritik keras pemirsa: penggambaran Raja Taejong dan ditampilkannya kuliner China.

Liputan6.com, Seoul - Baru saja tayang sejak minggu ini, Joseon Exorcist sudah panen komentar dari penonton di negaranya. Hanya saja bukan pujian, drama Korea bergenre horor ini panen kritik pedas.

Seperti diberitakan sebelumnya, banyak pemirsa yang memprotes isi drama ini yang dianggap memelintir sejarah Korea. Akibatnya langsung terlihat.

Dilansir dari The Korea Times, Rabu (24/3/2021), rating episode kedua yang tayang Selasa kemarin jatuh. Dari 8,9 persen di episode perdana, menjadi 6,9 persen pada hari berikutnya.

Tak hanya itu, sejumlah sponsor pun kabur dari drakor ini.

2 dari 6 halaman

Tarik Dukungan

Salah satunya adalah merek kursi pijat Cozyma. "Cozyma tak mungkin terlibat dengan konten dalam serial ini," begitu pernyataan yang dimuat dari situs resminya.

Begitu pula dengan merek di industri kesehatan, Haguanwon. Mereka memutus kontrak dengan tayangan ini.

3 dari 6 halaman

Tak Lihat Skrip

"Saat kami menandatangani kontrak, kami tidak mendapat skrip atau sinopsis," tutur perwakilan Haguanwon kepada media.

Ditambahkan, "Kami langsung meminta pemutusan kontrak setelah mendengar kabarnya."

Perusahaan yang memasang slot iklan dalam tayangan ini, seperti KT, LG Household & Health Care, dan ACE Bed, juga membatalkan penayangan iklan.

4 dari 6 halaman

Penggambaran Raja Taejong

Ada dua hal yang menjadi "sasaran tembak" warganet atas drama ini. Pertama, adalah penggambaran Raja Taejong dalam drama sageuk atau berlatar sejarah kuno ini.

Dalam sejarah Korea, Raja Taejong hidup pada tahun 1367-1422, dan merupakan salah satu raja yang dihormati di Korea. Anaknya, Raja Sejong, adalah sosok yang menyusun aksara Hangul. Sebelum naik takhta, Raja Sejong menggunakan nama Pangeran Chungnyeong. Karakter dengan nama ini, diperankan oleh Jang Dong Yoon.

Dalam drama ini, Raja Taejong (Kam Woo Sung) digambarkan terlibat dalam pembantaian karena berhalusinasi. 

5 dari 6 halaman

Kuliner China

Drama ini juga dikritik karena menampilkan kuliner khas China seperti kue bulan, pao, hingga arak dengan desain botol dari Negeri Tirai Bambu. Sebagai konteks, belakangan terjadi ketegangan antara warga China dan Korea Selatan dalam masalah budaya, yakni klaim kepemilikan kimchi dan hanbok.

Atas masalah kuliner ini, pihak drama menjelaskan properti ini dihadirkan untuk memperkuat setting cerita.

6 dari 6 halaman

Minta Maaf

"Kami menampilkan lokasi sekitar Desa Uiju (perbatasan Dinasti Ming) untuk menekankan situasi di mana pangeran ketiga, Pangeran Chungnyeong, harus menempuh perjalanan jauh ke perbatasan China menggantikan Putra Mahkota Pangeran Yangnyeong, demi membawa pengusir roh dari barat, dan kami menempatkan takarir untuk ini," tutur pihak SBS.

Ditambahkan, "Dan karena wilayah ini dekat dengan Dinasti Ming, kami menyiapkan properti dengan menggunakan imajinasi kami, bahwa akan sering ada orang China yang melewati tempat ini."

Pernyataan dengan permintaan maaf, karena telah menampilkan adegan yang bisa disalahpahami.Â