Sukses

5 Film Terbaik Oscar Ini Menang Ensambel Pemain Terbaik SAG Awards, Padahal Kalah di BAFTA dan Golden Globes

Meski tak digubris BAFTA dan Golden Globes, sebuah film bisa menang Best Picture Oscar berbekal Piala SAG Award kategori Ensambel Pemain Terbaik.

Liputan6.com, Jakarta Malam puncak Screen Actors Guild Awards alias SAG Awards ke-27 telah digelar di Los Angeles, California, AS, Senin (5/4/2021) pagi waktu Indonesia. Yang mengejutkan, empat kategori akting layar lebar dimenangi para aktor kulit berwarna.

Kejutan lain, kategori Film dengan Ensambel Pemain Terbaik dimenangkan The Trial of The Chicago 7 yang dibintangi Michael Keaton dan aktor peraih Oscar, Mark Rylance. Padahal, di Golden Globes 2021 karya Aaron Sorkin ini gagal jadi Film Terbaik.

Dalam catatan Showbiz Liputan6.com, pemenang Film dengan Ensambel Pemain Terbaik di SAG Awards kerap jadi Film Terbaik Oscars meski kalah di BAFTA dan Golden Globes. Setelah mengetahui pemenang SAG Awards 2021, mari mengilas balik lewat laporan khas berikut ini.

2 dari 6 halaman

1. Parasite (2019)

Yang khas dari SAG Awards, film yang tak menang kategori akting sama sekali bisa menang kategori utama, Film dengan Ensambel Pemain Terbaik. Parasite buktinya. Pada 2020, ia menang 4 Piala Oscar untuk Film Berbahasa Asing, Sutradara, Skenario Asli, dan Film Terbaik.

Kemenangan ini dipetik Parasite bermodal Piala SAG Awards Film dengan Ensambel Pemain Terbaik. Di SAG Awards sendiri, tak satu pun bintang Parasite jadi nomine Pemeran Utama Pria, Wanita, dan Pendukung Pria maupun Wanita Terbaik. Super sekali.

 

3 dari 6 halaman

2. Birdman (2014)

Birdman or (The Unexpected Virtue of Ignorance) mengirim dua kandidat di SAG Awards 2015: Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Emma Stone) dan Pemeran Utama Pria Terbaik (Michael Keaton). Emma kalah oleh Patricia Arquette. Michael disingkirkan Eddie Redmayne.

Namun film ini tak pulang dengan tangan kosong. Birdman digelari Film dengan Ensambel Pemain Terbaik yang mengantarnya meraih 4 Piala Oscar termasuk Film Terbaik. Berkat Birdman, sineas Alejandro G. Iñárritu merampok 3 Piala Oscar dalam satu malam. Wow.

 

4 dari 6 halaman

3. Spotlight (2015)

Spotlight salah satu film terbaik Oscar dengan modal piala paling sedikit dalam sejarah. Ia jadi Film Terbaik Oscar hanya berbekal satu piala di kategori krusial, yakni Skenario Asli Terbaik. Mad Max: Fury Road yang menang 6 Piala harus legawa tak jadi Best Picture.

Pada 2016, BAFTA dan Golden Globes tak memilih Spotlight jadi film terbaik. Spotlight membalik keadaan usai menang Film dengan Ensambel Pemain Terbaik di SAG Awards. Itu ditambah bonus Rachel McAdams sebagai nomine Pemeran Pendukung Wanita Terbaik.

 

5 dari 6 halaman

4. No Country For Oldman (2008)

Ethan dan Joel Coen berhasil menciptakan salah satu monster berwujud manusia paling menakutkan dalam sejarah sinema. Anton Chigurh yang dimainkan dengan apik oleh Javier Bardem sukses mengantarnya meraih Oscar Pemeran Pendukung Pria Terbaik.

No Country For Old Men tak dipilih komite BAFTA dan Golden Globes pada tahun itu. SAG Awards merekomendasikannya sebagai Film dengan Ensambel Pemain Terbaik. Oscars menyetujui. Akhirnya, No Country For Old Men menang empat Oscar termasuk Best Picture.

 

6 dari 6 halaman

5. Crash (2005)

Crash ditahbiskan banyak kritikus sebagai Film Terbaik Oscar Paling Buruk dalam sejarah. Kemenangannya memupus harapan kandidat terkuat kala itu, Brokeback Mountain karya Ang Lee. Brokeback Mountain adalah Film Terbaik Golden Globes dan BAFTA.

SAG Awards ngadi-ngadi menggelari Crash Film dengan Ensambel Pemain Terbaik. Ini memuluskan jalan Crash meraih Best Picture Oscars berbekal Naskah Asli dan Penyunting Gambar Terbaik. Publik syok. Jangankan publik, Paul Haggis saja syok filmnya menang Oscar.