Sukses

Pendekatan Nilai-Nilai Pancasila Ala The Professor Band 

The Professor Band baru saja mengeluarkan single berjudul ‘Pembumian Pancasila’.

Liputan6.com, Jakarta Grup band The Professor mencoba membuat pendekatan nilai-nilai Pancasila dengan karya terbaru mereka berjudul ‘Pembumian Pancasila’.

Karya ini menjadi alternatif pendekatan yang saat ini masih terlalu bernuansa politis dan menekankan pada hafalan serta penataran. Melalui aransemen ulang lagu-lagu tradisional yang disesuaikan dengan perkembangan selera, karya ini diharapkan dapat menjadi suatu pendekatan baru untuk membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air bagi lintas generasi. 

Hearing session kali ini diadakan dengan kolaborasi bersama Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) dan We The Youth. 

“Kolaborasi ini merupakan yang pertama kali bagi LAB 45 di mana mengumpulkan masyarakat dari berbagai lintas generasi. Ide dari album cukup unik dengan membuat kompilasi lagu daerah yang diaransemen, dibalut gaya yang baru mengingat banyak lagu-lagu daerah yang masih relevan hingga saat ini,”  ujar Koordinator Utama LAB 45, Andi Widjajanto saat jumpa pers secara daring, baru-baru ini.

 

2 dari 4 halaman

Bertahan

Lebih lanjut, Andi menjelaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara pasti akan terus bertahan di bumi dengan berbagai bentuk adaptasinya ke depan. 

Acara ini dimoderatori oleh David Tarigan selaku penggemar musik yang turut menginisiasi Gerakan Irama Nusantara.  

Sebelum memulai diskusi, lagu Gambang Suling dengan aransemen dari The Professor Band sempat diputarkan kepada para peserta yang tidak hanya dihadiri oleh media melainkan juga turut mengundang para komunitas orang muda di seluruh Indonesia. 

 

3 dari 4 halaman

Sumbangan Kecil

Sejak pembentukan The Professor Band 10 tahun yang lalu, Prof. Paulus Wirutomo mengatakan bahwa album ini merupakan sumbangan kecil dari The Professor Band dan Pancasila harus menjadi bumi di mana kita berpijak, yaitu masyarakat Indonesia yang beragam dan telah diwakili oleh lagu-lagu tersebut.  

“Kita angkat lagi lagu-lagu tradisional yang selama ini istirahat, supaya orang-orang muda bisa merasakan: oh ini lho keragaman Indonesia.” 

“Pengembangan pop culture kita tetap bisa mengandung dan membudidayakan musik tradisional. Mengangkat kembali lagu-lagu daerah ke dalam kehidupan kita hari ini, nggak perlu dipisahkan musik daerah itu tradisional, musik modern itu hip hop. Nasionalisme dan kebangsaan itu tidak taken for granted,” tambah Daisy Indira Yasmine yang menjadi vokalis di dalam album ini di tengah kesibukannya sebagai Sosiolog. 

 

 

 

4 dari 4 halaman

Berharap

R. Septa Suryoto sebagai musisi yang turut bergabung menjadi arranger pada album ini juga berharap untuk membuat album ‘Pembumian Pancasila’ yang kedua, dengan tetap berangkat dari lagu-lagu daerah yang belum diangkat.  

“Kita akan ambil enam lagu lagi untuk diaransemen, sehinga total ada 12 lagu. Bagi kami, setidaknya 12 lagu sudah bisa mewakili pulau-pulau besar di Indonesia. Di situ ada rencana mengundang musisi-musisi muda,” ujar Septa. 

“Musik itu punya kuasa yang sangat besar dan usaha Pembumian Pancasila lewat musik adalah keharusan. Ini butuh kesadaran kolektif untuk merealisasaikan. Mari kita menyiarkan ini. Untuk kalian semua yang suka berkreasi, kami tunggu ‘Pembumian Pancasila’ versi kalian,” tambah David Tarigan menyimpulkan. 

Saat ini, album ‘Pembumian Pancasila’ sudah dapat didengarkan melalui saluran YouTube ‘The Professor Band’. 

“Kami berharap lagu-lagu dalam album ‘Pembumian Pancasila’ ini dapat menjadi senandung dalam kehidupan sehari-hari ketika sedang melamun bahkan ketika sedang di kamar mandi dan bisa menjadi hits dunia,” tutup Daisy. 

 

Video Terkini