Sukses

Presiden Penyair Siap Deklarasikan Hari Puisi Indonesia

Sekitar 40 penyair dari Aceh sampai Papua telah menyatakan akan hadir dalam Pertemuan Penyair Indonesia (PPI) I yang akan digelar Pekanbaru, Riau, 22 November mendatang.

Liputan6.com, Bandar Lampung: Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, bersama sekitar 40 penyair dari seluruh Tanah Air, siap mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia.

Deklarasi Hari Puisi Nasional ini merupakan puncak dari serangkaian acara Pertemuan Penyair Indonesia (PPI) I yang akan digelar di Anjungan Idrus Tintin Pekanbaru, Riau, pada 22 November 2012. Demikian keterangan tertulis yang diterima di Bandar Lampung, Lampung, Kamis (15/11/2012).

Menurut Kazzaini Ks, Ketua Panitia, didampingi Eriyanto Hadi, Sekretaris PPI I, rangkaian kegiatan PPI I akan dimulai dengan Musyawarah Penyair Indonesia (MPI) pada siang hari, mulai pukul 13.00 WIB, di tempat yang sama.

Sekitar 40 penyair dari Aceh sampai Papua telah menyatakan akan hadir dalam PPI ini, antara lain John Waromi (Papua), D Kemalawati (Aceh), Acep Zamzam Noor (Bandung), Rahman Arge (Makassar), Micky Hidayat (Banjarmasin), Hanna Fransisca (Singkawang), Isbedy Stiawan ZS (Lampung), Fakhrunnas MA Jabbar (Pekanbaru), Anwar Putra Bayu (Palembang), Pranita Dewi (Denpasar), Suminto A Sayuti (Yogyakarta), Bambang Widiatmoko (Jakarta), dan Sosiawan Leak (Solo).

Menurut salah seorang inisiator acara ini, Rida K Liamsi, keinginan untuk memiliki Hari Puisi Indonesia muncul ketika dia dan Agus R Sarjono menghadiri Hari Puisi Nasional Vietnam.

Gagasan tersebut kemudian ditularkan kepada Asrizal Nur dan Kazzaini KS, lalu dibincangkan secara lebih serius dengan Maman S Mahayana dan Ahmadun Yosi Herfanda, saat mereka bertemu di Seoul dan Hansan, Korea Selatan.

Sepulang dari Korsel, mereka membentuk Tim Perumus yang disebut Tim Tujuh di Jakarta yang bertugas menggodok ide tersebut, agar dapat segera diwujudkan.

Tim Kurator PPI juga dibentuk untuk memilih penyair-penyair yang pantas diundang. Konsep dan pemilihan tanggal Hari Puisi Indonesia awalnya disiapkan oleh Maman S Mahayana di Korsel, kemudian dimatangkan oleh Agus Sarjono, Ahmadun YH, Asrizal Nur, dan Jamal D Rahman di Jakarta.

Sementara itu, Rida K Liamsi dan Kazzaini KS menyiapkan pelaksanaan PPI I di Pekanbaru.

"Sesuai hasil kesepakatan Tim Perumus, yang kami pilih sebagai Hari Puisi Indonesia adalah tanggal 26 Juli, yakni hari lahir penyair Chairil Anwar, peletak tonggak utama tradisi puisi modern Indonesia," kata penyair Ahmadun Yosi Herfanda, anggota Tim Perumus yang juga kurator PPI.

Diharapkan acara deklarasi Hari Puisi Indonesia akan dihadiri oleh Mendikbud Muhammad Nuh, yang akan menjadi penandatangan utama naskah deklarasi tersebut.

Mendikbud M Nuh diharapkan juga akan memberikan orasi sastra usai deklarasi.

Menurut Asrizal, acara deklarasi juga akan dimeriahkan pentas baca puisi oleh semua penyair yang hadir, pemutaran video sejarah Hari Puisi Indonesia, pertunjukan musikalisasi puisi, dan puisi multimedia, serta peluncuran buku Antologi Hari Puisi Indonesia yang berisi karya-karya para penyair yang hadir.

Penyelengaraan PPI I dan Deklarasi Hari Puisi Indonesia ini dilaksanakan oleh Dewan Kesenian Provinsi Riau bekerja sama dengan Yayasan Sagang, serta didukung oleh Yayasan Panggung Melayu (YPM), Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Majalah Sastra Horison, Jurnal Sajak, dan seluruh penyair yang hadir.

Setelah dideklarasikan, kata Asrizal, direncanakan mulai tahun depan Hari Puisi Indonesia akan diperingati secara besar-besaran di Jakarta.

Diharapkan, peringatan serupa juga akan diadakan di daerah-daerah oleh para penyair yang hadir. Dengan demikian, diharapkan, puisi akan makin dicintai dan diapresiasi dengan baik oleh masyarakat.(ANT/ANS)
    Video Terkini