Liputan6.com, Jakarta April 2021, ibunda Tompi yang tengah berada di Lhokseumawe, Aceh, dinyatakan positif Covid-19. Pemilik album Playful lantas berkoordinasi dengan sejumlah dokter di Aceh, Medan, dan Jakarta terkait upaya penyelamatan.
Yang bikin Tompi syok, layanan PCR swab test di sana hanya dua kali seminggu. Padahal, menurutnya dalam kondisi wabah, satgas Covid-19 mestinya siaga 24 jam, tujuh hari seminggu.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan, menunggu ambulans datang untuk membawa ibunda Tompi ke rumah sakit rujukan saja butuh waktu 10 jam. Allah berkata lain. Ibunda Tompi, yakni Safira, akhirnya meninggal dunia di Medan, 23 April 2021.
Laboratorium Tak Mendukung
Curahan hati Tompi soal kronologi dan detail penyebab Safira meninggal dunia terekam dalam siaran IGTV, yang diunggah di akun Instagram terverifikasinya pada Sabtu (15/5/2021).
“Itu pun akhirnya waktu ibu saya pertama kali masuk periksa D-dimer segala macam enggak bisa. Laboratoriumnya enggak mendukung,” terang pelantun “Salahkah” dan “Sedari Dulu.”
Advertisement
Bukan Menjelek-jelekkan
Tompi menyinggung kesenjangan fasilitas kesehatan di luar Jawa dengan Jawa di tengah pandemi. Ia menilai, kesenjangan ini PR yang harus segera diselesaikan Pemerintah.
“Poin saya adalah bukan saya ingin menjelek-jelekkan yang bertugas namun di daerah di luar Jakarta bahkan mungkin di luar Pulau Jawa begitu ya, fasilitas kesehatan kita tuh masih PR besar negara ini. Cukup ibu saya yang menjadi korban,” ulasnya.
Negara Kita Enggak Sanggup
Tompi juga menyesalkan khalayak yang mulai kendur menerapkan protokol kesehatan. Jika ini dibiarkan, ia khawatir, tsunami Covid-19 di India bakal melanda Indonesia yang kurang tanggap merespons pandemi.
“Negara kita tuh enggak sanggup kalau sampai orang tuh sakit dalam jumlah besar, negara kita tuh enggak sanggup. Jangan sampai kejadian di India terulang di sini. Enggak akan sanggup negara kita,” ia menyambung.
Advertisement
Bahu Membahu, Saling Jaga
Fasilitas kesehatan di Indonesia kurang mumpuni, jumlahnya pun terbatas. Satu-satunya cara agar selamat dari pandemi, bahu membahu dan saling jaga. Jangan bersikap masa bodoh.
“Mentang-mentang badan kita masih relatif kuat. Covid-19 survivor karena memang cuma merasa gejala ringan, enggak bisa. Percaya deh teman-teman, enggak bisa. Kalau sampai kejadian di India terjadi di sini, selesai kita. Selesai,” Tompi menegaskan.