Sukses

Resensi Film Those Who Wish Me Dead: Alihkan Isu dengan Bakar Hutan, Dua Pembunuh Incar Bocah Laki-laki

Angelina Jolie kembali ke layar lebar lewat film Those Who Wish Me Dead. Ini tentang kebakaran hutan yang dijadikan pengalihan isu.

Liputan6.com, Jakarta Setelah Maleficent: Mistress of Evil, yang terdengar dari Angelina Jolie lebih sering gosip pascaperceraian dengan Brad Pitt. Kini, sang ikon kecantikan kembali ke layar lebar lewat Those Who Wish Me Dead.

Film ini karya sineas Taylor Sheridan, nomine Piala Oscar Penulis Naskah Asli Terbaik lewat Hell or High Water. Profilnya belum banyak dikenal masyarakat Indonesia. Dua di antara karyanya, menyutradarai film Sicario dan membintangi 12 Strong.

Kini, kemampuan Taylor mengarahkan pemain diuji dalam Those Who Wish Me Dead yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Michael Koryta. Berikut resensi film Those Who Wish Me Dead.

2 dari 7 halaman

Salah Baca Arah Angin

Ini mengisahkan Hannah (Angelina Jolie) ketua regu pemadam kebakaran yang dihantui rasa bersalah karena salah membaca arah angin saat menjinakkan si jago merah yang melahap hutan. Akibatnya fatal.

Tak hanya membuat regunya kocar-kacir, ia gagal menyelamatkan tiga bocah dari kepungan api. Hari-hari berlalu. Ia bertugas di hutan Park Country, Montana. Suatu hari ia melihat bocah bernama Connor (Finn Little) lari ketakutan dengan baju bersimbah darah.

Kepada Hannah, Connor mengaku ayahnya, Owen (Jack Weber) tewas ditembak dua pria tak dikenal saat mobil mereka menuju sekolah penyintas milik Ethan (Jon Bernthal) dan Allison (Medina Senghore).

3 dari 7 halaman

Diburu Dua Penjagal

Kedua pria ini, Jack (Aidan Gillen) dan Patrick (Nicholas Hoult), yang ditugasi seseorang menghabisi keluarga Owen. Owen adalah akuntan forensik yang menyingkap skandal kejahatan sejumlah institusi pemerintah. Sebelum meninggal, Owen menitipkan sesuatu ke Connor.

Setengah jam usai menonton film ini, kami menyadari ada banyak masalah yang mesti diurus Taylor. Pertama, perjuangan karakter utama berdamai dengan masa lalu dan menjinakkan trauma.

Kedua, skandal tingkat tinggi yang diletakkan di pundak seorang bocah. Ketiga, tentu saja bagaimana skandal ini akan berakhir. Menyelesaikan tiga perkara besar dalam waktu tak boleh lebih dari 120 menit rasanya mustahil.

4 dari 7 halaman

Penyintas dalam Pengalihan Isu

Maka, Taylor memilih satu atau dua di antara tiga agar Those Who Wish Me Dead tak terasa instan. Sang sineas membuat pilihan aman sekaligus masuk akal, yakni fokus pada dua tokoh utama sebagai penyintas.

Yang menarik dari film ini, teknik membuat pengalihan isu agar agenda yang lebih besar berjalan mulus. Anda mungkin bertanya, apa kaitannya sinopsis di atas dengan kobaran api yang menghiasi poster film ini? Ada.

Sedikit gambaran untuk Anda, Jack dan Patrick sengaja membakar hutan untuk mengalihkan perhatian publik. Saat publik fokus di satu titik, yakni kebakaran hutan, misi penjagalan dilancarkan.

5 dari 7 halaman

Hannah dan Titik Baliknya

Taylor fokus pada upaya karakter utama jadi penyintas untuk mencapai tujuan akhir. Maka yang terjadi di sepanjang film yakni chemistry Angelina Jolie dan Finn yang natural.

Finn di luar dugaan mampu mengimbangi kedalaman akting aktris peraih Piala Oscar itu. Ekspresi bingung, takut, kehilangan pegangan, mencoba move on, dan membalik keadaan terasa meyakinkan.

Di sisi lain, karakter Finn menjadi alasan bagi Hannah untuk menemukan titik balik dalam hidupnya yang kelam. Proses bonding mereka daya tarik yang sulit dilawan.

6 dari 7 halaman

Tak Sefantastis Pure Action

Pilar drama yang dibangun Angelina dan Finn didukung kecerdasan Taylor mengelola ketegangan yang bersumber dari dar-der-dor sejumlah tokoh. Tidak sefantastis genre pure action, namun motivasi melontar timah panas dan tekanan “dari atas” membuat babak kedua dan ketiga kian mencekam.

Makin “hore” saat si jago merah susah dikuasai. Perpaduan drama, aksi, dan bencana membuat Those Who Wish Me Dead menegangkan sekaligus menggemaskan.

Kunci untuk menikmati Those Who Wish Me Dead, fokus pada perjalanan dan kesintasan. Bukan bagaimana kasus tingkat tinggi ini diurai. Dengan demikian, Anda akan melihat film ini lebih dalam dan bukan genre aksi biasanya.

7 dari 7 halaman

Kontribusi Pemeran Pendukung

Ini soal bertahan hidup, berdamai dengan masa lalu, dan memanusiakan orang lain. Upaya Taylor memberi ruang kepada pemeran pendukung untuk berlaga tanpa merusak plot utama juga patut diparesiasi.

Performa Medina Senghore terbilang tangguh dan bikin terenyuh. Tak sekadar hadir untuk “nyantol” ke konflik utama. Ia memberi kontribusi signifikan dalam menyelesaikan konflik. Tak heran jika Medina dan Jon akan mendapat tempat khusus di hati penonon.

Those Who Wish Me Dead menambah panjang daftar film impor bagus yang dirilis sepanjang Ramadan dan libur Lebaran tahun ini setelah Nobody, Wrath of Man, dan Spiral. Jangan lupa, selama di bioskop patuhi protokol kesehatan. 

 

 

Pemain: Angelina Jolie, Finn Little, Nicholas Hoult, Aidan Gillen, Jake Weber, Medina Senghore, Jon Bernthal

Produser: Steven Zaillian, Garrett Basch, Aaron L. Gilbert, Taylor Sheridan, Kevin Turen

Sutradara: Taylor Sheridan

Penulis: Michael Koryta, Charles Leavitt, Taylor Sheridan

Produksi: New Line Cinema, Warner Bros.

Durasi: 1 jam, 40 menit