Liputan6.com, London - Pangeran Harry beberapa waktu belakangan mulai terbuka mengenai luka hati atas meninggalnya sang ibunda, Putri Diana. Yang terbaru, ia menceritakan pengalaman pribadinya ini dalam serial dokumenter The Me You Can't See.
Bersama Oprah Winfrey, suami Meghan Markle mengilas balik mengenai apa yang ia rasakan saat berusia 12 tahun, kala Putri Diana tewas akibat kecelakaan mobil.
Advertisement
Baca Juga
"Untukku, hal yang paling kuingat adalah suara langkah kaki kuda yang berjalan di The Mall, dan jalanan dengan batu bata merah," tuturnya menceritakan momen saat ia berjalan di belakang peti mati sang bunda, seperti diwartakan People (21/5/2021).
Ia menambahkan, "Pada titik ini, kami berdua dalam keadaan syok. Aku seperti berada di luar tubuhku."
Harapan Orang
Pangeran Harry melanjutkan, "Aku hanya berjalan dan melakukan apa yang orang-orang harapkan dariku, memperlihatkan sepersepuluh emosi yang orang lain perlihatkan. Tapi ini ibuku, Anda bahkan belum pernah bertemu dengannya."
Â
Advertisement
Tak Ada Keadilan
Pria 36 tahun ini kemudian menceritakan bahwa ia sempat merasa sangat marah atas kematian ibunya.
"Yang jelas, aku sangat marah atas apa yang terjadi dan kenyataan bahwa tak ada keadilan sama sekali. Enggak ada. Orang yang sama, yang mengejarnya sampai terowongan, memotretnya saat sekarat di kursi belakang kursi itu," kata dia.
Â
Â
Apa Tujuannya?
Memikirkan Putri Diana, kata Pangeran Harry, hanya membuatnya sedih karena tidak membuat sang ibu hidup kembali.
"Tujuannya apa memikirkan sesuatu yang menyedihkan, memikirkan seseorang yang telah tiada dan tak pernah bisa kau temui lagi. Dan aku memutuskan untuk tak membicarakannya," tutur Pangeran Harry, menceritakan pola pikirnya kala itu.
Karena itu saat ditanya orang, Pangeran Harry memilih jawaban mudah, bahwa ia baik-baik saja. Padahal kondisi sebenarnya jauh dari itu.
Â
Advertisement
Sejak Bertemu Meghan
Hal ini akhirnya berubah setelah Pangeran Harry bertemu Meghan Markle. Pertemuannya dengan sang aktris mendorongnya untuk mencari pertolongan kepada doktor dan terapis.
"Bertemu dan bersama Meghan, aku tahu kalau aku tak menjalani terapi dan memperbaiki diri, aku akan kehilangan wanita ini, sosok yang kuharap bisa menghabiskan sisa hidup bersamaku," kata dia.