Sukses

6 Pengakuan Anak Aa Gym soal Perilaku Buruk Ayahnya: 15 Tahun Teh Ninih Sabar hingga Dugaan Dipermainkan

Berikut sejumlah pengakuan Muhammad Ghaza Al Ghazali lewat status teks Facebook terkait orangtuanya, Aa Gym dan Teh Ninih.

Liputan6.com, Jakarta Putra Aa Gym, yakni Muhammad Ghaza Al Ghazali bernyanyi lewat status teks di situs jejaring sosial Facebook, Kamis (3/6/2021). Ia membongkar perilaku buruk sang ayah dan kesabaran Teh Ninih.

Dalam cuitannya, Ghaza menyebut Teh Ninih memilih bersabar dan mengalah selama 15 tahun. Akhirnya, rumah tangga dai kondang ini dibawa ke Pengadilan Agama Bandung, Jawa Barat.

Ada sejumlah pengakuan menarik dalam status teks yang diunggah ulang akun gosip Instagram @Mak_Inpoh pada hari yang sama. Showbiz Liputan6.com merakum 6 pengakuan anak Aa Gym untuk Anda. Simaklah.

2 dari 7 halaman

1. Buat Apa Dia Hadir?

Status teks Ghaza dibuka dengan sebuah cerita berujung pertanyaan. “Hampir satu tahun terlewati, tepatnya satu minggu sebelum hari pernikahan kami. Berat tanpa kehadirannya. Namun apa daya, ketika sebuah kalimat tanya terlontar, 'Buat apa dia hadir?'” tulisnya.

Dalam status teks, Ghaza tak menyebut nama ayah dan ibunya. Warganet menduga, ini adalah hubungan Aa Gym dan Teh Ninih. Dalam hitungan jam, tangkapan layar ini ramai digunjing warganet.

3 dari 7 halaman

2. Mengalah Mengalah Mengalah

Merespons perilaku buruk ini, Ghaza menyebut ibunya tak membalas. “Entah di sudut surga sebelah mana dia dilahirkan. Entah di mana ia menyembunyikan kedua sayapnya. Mengalah. Mengalah. Dan mengalah. Itulah pilihannya,” Ghaza membeberkan.

Bukan berarti Teh Ninih diam saja menerima perlakuan ini. Ia berkomitmen tak membongkar aib keluarga namun membawanya kepada Sang Khalik dalam doa. Inilah yang membuat Ghaza tak tega dan hatinya tersentuh.

4 dari 7 halaman

3. Curhat Kepada Sang Khalik

Kemudian menumpahkannya kepada Sang Pemilik Langit dan Bumi, di kala kami terlelap dengan mimpi-mimpi kami,” Muhammad Ghaza Al Ghazali mengoceh di Facebook.

Masih menurut Ghaza, Teh Ninih berupaya tak melontar kalimat balasan yang menyakiti hati keluarga khususnya anak-anak. Sayangnya, ada kalimat menyakitkan yang berkali keluar dari bibir sang kepala keluarga.

5 dari 7 halaman

4. Tudingan Munafik dan Musyrik

Kamu musyrik. Kamu munafik. Kamu menuhankan makhluq. Itulah kalimat-kaliman pujian yang selalu kami dengar. Ya, selalu. Di kala makan di restoran. Berangkat sekolah. Berkumpul bersama,” ia menggambarkan.

Selama itu pula, Teh Ninih bertahan untuk keluarga. “Berapa lama, ya? Ya, hanya sebentar. Mungkin sekitar 15 tahun. Alunan puji-pujian yang memenuhi relung kami,” Ghaza menyambung.

6 dari 7 halaman

5. Waktunya Bagimu untuk Tersenyum

Ghaza menilai, 15 tahun lebih dari cukup untuk bertahan. Sudah waktunya Teh Ninih tersenyum dan berbahagia. Saat kabar perceraian orangtuanya jadi isu nasional, Ghaza mengaku bahagia.

Namun rasanya bagiku begitu bahagia di saat ini. Di saat semuanya sudah terhenti. Rasanya, cukup bagiku penderitaanmu. Sudah waktunya bagimu untuk tersennyum. Sudah cukup tangisanmu. Cukup, waktunya bahagia. Meskipun tidak bersama-sama,” akunya.

 

7 dari 7 halaman

6. Dugaan Permainan di Pengadilan

Status teks ini makin panas kala Ghaza menduga ada permainan di pengadilan. “Ya, betul. Nampaknya kemarin ada sedikit permainan di pengadilan. Begitulah manusia. Barangkali waktu 15 tahun belum cukup untuk menyiksamu,” tulis Ghaza di pengujung status teks.

Mungkin beliau masih perlu waktu untuk merasa puas. Namun maaf, sudah cukup. Sudah cukup sampai sini permainannya. (Tanggal) 5 Juni 2020 lusa adalah tepat satu tahun setelah engkau dicerai. Dan sampai detik ini, engkau digantung dipermainkan,” ia mengakhiri.