Liputan6.com, Jakarta Dua mantan bidan Kanjeng dan Amey menceritakan kisahnya saat masih susah hingga akhirnya menjadi selebgram dan memiliki brand lokal The Nu Episode. Mereka pernah mengabdi di pulau terpencil, jatuh bangkrut, dan tidak didukung dalam berbisnis, saat ini punya gerai baju besar di Kota Bandar Lampung.
Memulai perjalanan sebagai seorang bidan, kakak beradik tidak sedarah ini dulunya pernah berkarir sesuai jalur pendidikan mereka di kebidanan. Kanjeng pernah menjadi bidan honorer di salah satu puskesmas di Jakarta, sedangkan Amey bekerja di rumah sakit kenamaan di ibu kota.
Kedekatan Kanjeng dan Amey ini pun sempat membuat Orangdalem (tim di balik TNE) serta Moodboster (nama para pendukung brand) mengira bahwa mereka saudara kandung. Padahal sebetulnya, Amey adalah teman seangkatan Kanjeng semasa ia berkuliah di akademi kebidanan.
Advertisement
Selama beberapa tahun, mereka sempat bekerja di industri yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka sembari berjualan online melalui Blackberry Messenger (BBM).
Berprofesi di industri kesehatan sambil berbisnis awalnya dilakoni sejak tahun 2008. Berbagai proses dilalui, mulai dari yang awalnya hanya mengunjungi toko dan memotret produk yang kemudian dijual online, sampai bisa membuka usaha sendiri.
“Toko pertama kami buka di Plaza Slipi Jaya. Akhirnya kami berdua resign. Amey lebih dulu disetujui sedangkan saya harus menunggu prosesnya yang lebih lama," ujar Kanjeng menceritakan awal mula ia dan Amey memberanikan diri terjun ke bisnis dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Lebih Baik
Meskipun semangat muda mereka mendapatkan kehidupan lebih baik kian berapi-api, tantangan di awal berbisnis pun begitu tak mengenakan.
Tidak mendapat dukungan dari keluarga, dan banyak godaan untuk kembali ke pekerjaan awal membuat Kanjeng harus menelan kepahitan gulung tikar di awal-awal memulai toko yang sebelumnya dinamai "Episode Outlet".
"Saya pernah mendapat tawaran pekerjaan menjadi bidan di Palembang. Lokasi tempatnya cukup terpencil. Saat saya ke sana awalnya diminta menolong persalinan, namun pada akhirnya saya harus serba bisa segala hal," ujar perempuan yang bernama lengkap Atika Putri Yanti.
Pekerjaan mulia sebagai seorang bidan mengasah mental Kanjeng sedari dini. Ia bekerja hampir setiap hari di pulau terpencil di salah satu perusahaan tambang udang.
Besarnya tanggung jawab ia disana menjadi bekal kehidupannya kelak. Ia bercerita minimnya akses internet dan sarana umum selama menjadi tenaga kesehatan di perusahaan tersebut tetap membuatnya melayani apa yang di luar dari pekerjaan utamanya.
"Terkadang saya menjahit luka pasien, misalnya ada anak bermain dan kepalanya bocor maka saya tetap melayani saat itu," ujarnya.
Advertisement
Musibah
Pada tahun 2011, Kanjeng sempat ditimpa musibah. Ibunya meninggal dunia, ia harus kembali ke Lampung dan memutuskan tidak melanjutkan profesinya lagi.
Demi mengejar cita-cita, Ia kembali ke Jakarta. Membulatkan tekad bersama Amey membuat usaha kembali dari nol.
Mereka bekerja di salah satu developer perumahan untuk mengumpulkan modal. Setelah cukup, Amey mengajaknya kembali ke Lampung dan memulai mimpi mereka membangun usaha kembali. Usaha yang selama ini mereka dambakan.
Perjuangan selama bertahun-tahun membangun The Nu Episode bukan seperti mengerjakan candi dalam semalam. Mereka harus membuktikan kepada keluarga bahwa dengan pekerjaan ini, mereka bisa sukses.
Kanjeng bercerita bahwa keluarga menginginkan dirinya menjadi perawat. Tuntutan dari orang tua sempat membuat dirinya mengabdi sekian lama di luar kota, namun ia bertekad mengejar mimpi dan membuktikan bahwa ada pekerjaan lain yang akan membuat dirinya sukses juga.
"Jadi tahun 2012-2013 sempat bangkrut, kembali ke Jakarta cari modal. Setelah kami kumpulkan, cukup membuka outlet dan launcing produk dengan label sendiri. Ada kebanggan bahwa kebangkitan yang kali ini bisa membuat kita lebih kuat lagi dalam membangun usaha kedepannya" tambah Amey.
Luas
Kanjeng sendiri mengatakan saat ini TNE sudah memiliki store yang cukup luas di Lampung, dengan 30 orang karyawan. Ada juga cofe shop yang berlokasi di area sekitar outlet usaha mereka.
"Setelah melewati tahun penuh perjuangan, alhamdulilah sekarang The Nu Episode sudah dikenali banyak orang," ujar pemilik akun instagram @atikaputhry.
Dengan pengikut sebanyak 192 ribu lebih di Instagram, tidak mengeherankan Moodboster sering kehabisan barang ekslusive yang dijual hanya beberapa pcs. Kanjeng sendiri mengatakan ia sangat dengat dengan Orangdalem, istilah yang diberikan untuk tim TNE yang merupakan karyawan dari outlet miliknya.
"Kami (pemilik) sangat dekat dengan Orangdalem, bahkan menganggap mereka sebagai keluarga. Mereka di sini kami bina sebagai adik, bukan karyawan pada umumnya," ungkap pemilik hobi fotografi ini.
Advertisement
Kepercayaan
Selain membuat tim yang solid, mereka juga membangun kepercayaan pada pembeli maupun pelanggan. Barang yang tidak sesuai di foto dengan aslinya, maka akan diberikan voucher belanja senilai lima puluh ribu rupiah.
Kanjeng berpesan bahwa dengan customer, mereka cukup loyal dengan brand TNE. Loyal customer ini juga membentuk komunitas Moodboster yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Misal di Surabaya ada 7 orang, kita ngadain kopdar di sana. Saat lagi ngumpul, kita ga bahas brand. Justru lebih ke ngobrolin keluarga dan senang-senang aja karena mayoritas pelanggan kita datang dari mahmud alias mamah-mamah muda," tambahnya.
Kedekatan dengan pelanggan terjalin bertahun-tahun, bahkan komunitas Mood Booster berlomba-lomba berfoto OOTD dan menampilkan di media sosial. Para pembeli biasa mengorder dalam jumlah banyak, untuk genk maupun perkumpulan.
Hasil usaha Kanjeng dan Amey berbuah manis di tahun ini sebab brand besar sudah mulai bekerja sama dengan TNE.
"Harapannya kami bisa segera mengadakan fashion dan mini event untuk launching produk kaos di Lampung,"
"Ada plan juga di tahun 2022 mengadakan lauching produk di Jakarta. Pantengin terus aja ya..." tutup Kanjeng dengan nada bersemangat.