Sukses

Dadang Darmadi Bagikan Tips Menjadikan Anak Disiplin di Masa Pembelajaran Jarak Jauh

Dadang Darmadi mendorong kebiasaan positif pada Anak selama Pandemi

Liputan6.com, Jakarta Sistem pembelajaran jarak jauh yang digunakan di sekolah bisa membuat kedekatan antara anak dan orangtua.  Penerapan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) via daring tidak hanya mengurangi efektifitas sistem belajar mengajar yang biasa diterapkan oleh para guru di sekolah, tapi juga menghadirkan persoalan lain yang harus dihadapi oleh para orang tua di rumah. Anak yang biasanya memiliki banyak aktivitas di sekolah, kali ini hampir seluruh waktunya dihabiskan bersama orang tua.  

Menurut Dadang Darmadi, Pemilik Rumah Baca Faqih yang bergerak di bidang pendidikan dan pengasuhan anak ini memberikan beberapa tips membangun pola peran orang tua untuk menjadikan anak disiplin dan bahagia.

“Orang tua perlu akrab dengan anak dan konsisten dengan ucapannya, negosiasikan batasan dengan anak, berikan konsekuensi yang tegas apabila melanggar, berikan pujian atas perbuatan baik anak serta install nilai-nilai kebaikan dengan cara selalu mendekatkan, membiasakan dan menghadirkan kebaikan dalam proses pendampingan anak oleh orang tua,” ujar Dadang Darmadi saat Diskusi Seri 4 IPB ’33 Tan96uh: Kebiasaan Anak pada Masa Pandemi, Minggu (4/7/2021).

 

2 dari 4 halaman

Sahabat Anak

Sementara itu, Eval Wari, Professional Coach dan Founder & CEO Leadership Resources Indonesia, dalam paparannya menegaskan bahwa orang tua harus menjadi sahabat anak di masa pandemi ini. Lebih jauh Eval menjelaskan, peran orang tua sebagai sahabat atau mitra anak perlu diwujudkan dalam suatu hubungan dan komunikasi yang mendorong proses kreatif, sehingga dapat memaksimalkan potensi anak dan orang tua secara pribadi.  

“Orang tua harus memahami kendala yang dihadapi oleh seorang anak dalam proses PJJ, seperti misalnya sulit fokus, tidak mengerti materi, banyak tugas tidak tuntas, kangen sekolah, dan lain-lain. Untuk itu orang tua harus hadir sepenuhnya saat berkomunikasi dengan anak, bukan hanya sekedar menanyakan tugas-tugas sekolah, tapi berupaya untuk menangkap dan memahami kata-kata, emosi dan makna tersirat dalam berinteraksi dengan anak,” ujar Eval Wari.

 

3 dari 4 halaman

Dimanfaatkan

Apabila dikelola dengan baik, ketersediaan waktu luang selama PJJ dan WFH sebenarnya bisa dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan potensi dan bakat anak. Orang tua memiliki banyak kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan dan keterampilan anak. Wakhida Nurhayati, Founder Aya Sophia Islamic School & Penulis Buku Pendidikan, menjelaskan bahwa untuk mengembangkan bakat anak diperlukan pemahaman mengenai mesin kecerdasan anak. Banyak metode bisa digunakan, salah satunya menggunakan tools dan konsep STIFIn.  

Founder STIFIn adalah salah satu alumni terbaik IPB, yakni Farid Poniman, seorang peneliti di bidang pengembangan diri. Beliau membagi otak manusia menjadi 5 bagian yang menghasilkan 5 mesin kecerdasan, yaitu Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling dan Insting. 

“Mengenali bakat anak melalui pendekatan ini dapat membantu orang tua untuk mengoptimalkan metode pembelajaran yang cocok bagi anak, sehingga anak merasa nyaman dan termotivasi untuk menggali seluruh potensi yang ada pada dirinya menjadi insan sukses mulia,” ujar Farid Poniman.

 

4 dari 4 halaman

Diskusi

Diskusi Seri 4 tentang Kebiasaan Anak pada Masa Pandemi ini diinisiasi oleh Alumni Institut Pertanian Bogor Angkatan 33 (1996) atau dikenal sebagai “33 IPB Tan96uh”.  Diskusi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan “Menuju Reuni Perak IPB ‘33” yang acara puncaknya akan diselenggarakan pada 13 November 2021 di International Convention Center Bogor.