Sukses

Arief Muhammad soal Tren Ikoy-Ikoyan yang Munculkan Pro-Kontra: Ini Berbagi Kebahagiaan, Bukan Memberantas Kemiskinan

Saat berbincang dengan Denny Sumargo, Arief Muhammad buka suara terkait pro kontra yang muncul dari tren Ikoy-ikoyan.

Liputan6.com, Jakarta YouTuber Arief Muhammad belakangan ini mendadak ramai diperbincangkan. Gara-garanya adalah kegiatan "Ikoy-Ikoyan" yang ia lakukan di Instagram kepada para followers-nya.

Melalui ikoy-ikoyan itu, YouTuber 30 tahun itu berbagi apa saja kepada followers-nya yang mengirim pesan langsung melalui direct message, mulai dari makanan, hingga uang tunai. Belakangan, banyak artis lain yang juga diminta untuk melakukan aksi Ikoy-ikoyan oleh pengikutnya.

Tren ini tentunya menimbulkan pro dan kontra. Saat berbincang dengan Denny Sumargo di YouTube Denny, Arief Muhammad buka suara terkait pro kontra tersebut.

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Salah Pemahaman

Arief mengatakan bahwa yang kontra, sebagian besar salah paham dengan konsep ikoy-ikoyan yang selama ini ia mainkan.

"Jujur kalo dengan kontranya gue enggak terganggu karena gue ngeliat semua statement yang kontra sama gue itu salah pemahaman," tutur Arief dalam vlog yang dibagikan pada Sabtu (7/8/2021).

 

3 dari 4 halaman

Berbagi Kebahagiaan

Arief Muhammad meluruskan bahwa konsep dasar aksi ikoy-ikoyan ini adalah untuk berbagi kebahagiaan, bukan memberantas kemiskinan. Ini sekaligus meluruskan tanggapan dari orang yang menganggap ikoy-ikoyan ini adalah aksi membantu fakir miskin, namun salah sasaran.

"Ada yang kemarin gue baca kontra bilang 'Ini itu salah sasaran. Harusnya kalo fakir miskin yang beneran itu justru yang nggak punya handphone. Kalo loe masih punya handphone, kalo loe masih punya sosial media, ya berarti loe nggak miskin-miskin amat jadi salah sasaran kalo dibantu'," terang Arief.

"Itu menurut gue totally wrong karena dari awal gue selalu bilang Ikoy-ikoyan itu berbagi kebahagiaan, bukan memberantas kemiskinan," beber Arief.

 

4 dari 4 halaman

Tak Harus Fakir Miskin

Sekali lagi, ia menekankan bahwa aksinya dalam ikoy-ikoyan itu adalah untuk berbagi kebahagiaan ke siapapun. Tidak hanya sebatas kepada fakir miskin dan orang-orang yang tidak mampu.

"Analoginya gini, kita punya tetangga keluarga sederhana, nggak miskin-miskin banget, nggak kaya-kaya banget. Dia nyuci pake tangan, capek, anaknya banyak segala macem. Trus gue pengin bikin tetangga gue happy, gue pengin beliin mesin cuci. Masak nggak boleh?" tanya Arief.

"Masak kita harus scanning dulu 'Tetangga gue masih punya sepeda motor sih, kayaknya dia nggak miskin-miskin amat, nggak usah dibantu ah' kan nggak gitu konsepnya. Kalo mau bikin happy kan bisa siapa aja," tutupnya.