Sukses

Fiko Nainggolan Kenang Masa SD dengan Single Retro Berjudul Debar Asmara

Lagu baru Fiko Nainggolan yang bernuansa era 1980-an berjudul Debar Asmara sukses mendapat respons positif di radio-radio kota asal sang penyanyi.

Liputan6.com, Jakarta Fiko Nainggolan merupakan musikus solo sekaligus pencipta lagu yang kreativitasnya kerap menghasilkan lagu-lagu dengan irama dan musik yang nyaman di telinga. Fiko pun memamerkan hasil karyanya dengan cara “do it yourself” melalui radio-radio di kota asalnya, Cirebon.

Pria bernama Atanasius Feriko Triantoro yang lahir di Cirebon, 21 Februari 1992, berhasil merebut hati banyak pendengar. Alhasil, banyak yang meminta alias me-request lagu Fiko pada jam-jam tertentu doi sesi lagu-lagu indie.

Lagu berjudul "Debar Asmara" itu pun sukses mendapat respons positif di radio-radio tersebut. Lagu ini menceritakan tentang dua insan yang bertemu pertama kali di suatu pesta. Awalnya, mereka saling tatap namun malu-malu.

2 dari 5 halaman

Inspirasi Lagu

Lagu "Debar Asmara" dirasa cocok bagi mereka yang menyukai seseorang namun malu-malu.

"Kalau kita bertemu dengan orang baru yang kita suka, langsung saja dekati dengan cara yang halus. Karena kita tidak tahu kapan kita bisa bertemu dia lagi," Fiko berpesan.

Fiko membuat lagu ini karena terinspirasi dari lagu Diskoria feat. Dian Sastrowardoyo. Menurut pengagum berat Chrisye ini, lagu tersebut membuatnya teringat dengan masa-masa sekolah dasar.

Dahulu, orang tua Fiko membangunkan anak-anaknya untuk bersekolah dengan memutar lagu-lagu era 1980-an di ruang tamu menggunakan volume sangat keras. Lagu-lagu tersebut lantas menempel di kepala Fiko hingga ia jadi menyukainya.

Diskoria mampu menumbuhkan memori indah itu, sehingga Fiko terinspirasi membuat lagu-lagu berbahasa Indonesia lawas yang dibalut dengan nuansa kekinian.

 

3 dari 5 halaman

Di Belakang Layar

Selama proses rekaman, Fiko dibantu oleh rekannya, Raditya Joko Bramantyo selaku produser musiknya.

"Kalau lagu sih dia yang menciptakan sendiri. Proses rekamannya hanya sehari, kok. Berlokasi di studio musik Syaelendra yang merupakan salah satu studio paling lama di Indonesia. Sengaja take di situ agar dapat vibes jadul-nya juga," jelas Raditya Joko Bramantyo.

"Untuk proses mixing mastering dibantu oleh idola saya, mas Jawa Maliq & The Essentials. Sedangkan untuk proses produksi dari workshop sampai rekaman, kurang lebih memakan waktu 3 sampai 4 hari," lanjut Raditya.

 

4 dari 5 halaman

Proses Pembuatan

Fiko juga menambahkan, "Untuk mixing dan mastering kurang lebih seminggu. Mengingat ketatnya peraturan pemerintah terkait kebijakan pelarangan aktivitas di luar karena pandemi Covid-19, maka terjadi perubahan konsep untuk videoklip 'Debar Asmara' yang proses pembuatan videoklipnya dilakukan di studio Dumeca Pictures.

"Sebenarnya saya membuat lagu ini bisa dibilang cepat, hanya kurang lebih sehari. Jadi saya membuat nadanya dulu, lalu saya sempurnakan dengan lirik. Yang menarik, biasanya saya agak lama untuk membuat lirik karena menyesuaikan nada atau patahan-patahan kalimatnya. Tapi khusus lagu 'Debar Asmara' lancar-lancar saja," ungkap Fiko.

"Jadi proses membuat liriknya saat saya lagi semedi di toilet dan enggak tahu kenapa tiba-tiba saya lancar saja menulis lirik lagu ini di handphone. Menurut saya, ini magic moment yang susah diulang lagi," ia menambahkan.

 

5 dari 5 halaman

Label Rekaman

Setelah itu, Fiko mewujudkan perilisan single ini dengan bernaung di bawah label rekaman Dumeca Records.

"Thanks God! Akhirnya saya ketemu label Dumeca Records yang menaungi saya untuk perilisan single 'Debar Asmara' ini. Jadi ceritanya, sebelumnya saya pernah membuatkan lagu untuk Aldiv (salah satu artis Dumeca) yang berjudul 'Tinggalkan Rasa'. Lalu dari situ saya jadi sering ketemu team Dumeca Records dan mereka ternyata mendengarkan lagu-lagu terbaru saya yang ada di Spotify," Fiko menjelaskan.

"Mereka tertarik dengan lagu Debar Asmara, kemudian Bang Ferry Ardiansyah meminta saya untuk merevisi beberapa part dan re-mastered lagu ini kembali dengan kualitas yang lebih proper dengan nama baru Fiko Nainggolan," tambahnya.

Lagu "Debar Asmara" akhirnya diproses serta dirilis ulang dan diproduksi oleh Dumeca Records yang dikomandani oleh Ferry Ardiansyah, salah satu pengusaha sekaligus public figure yang bertindak sebagai executive producer di single perdana Fiko Nainggolan.