Liputan6.com, Jakarta Desainer Metta Febriyan memulai karirnya dari bawah hingga bisa seperti saat ini. Namun siapa sangka dirinya dulu, Metta pernah menjadi seorang auditor. Maklum, bangku kuliahnya mengambil jurusan akunting dan sempat bekerja di Big Four Public Accounting Firm (Klynveld Peat Marwick Goerdeler) sebagai auditor.
Insting dunia fashionnya dimulai ketika di tengah kesibukannya bekerja hingga larut malam, dirinya masih menyempatkan diri untuk membuat kerajinan tangan dan aksesoris kemudian di jual sebagai bentuk kecintaan terhadap seni.
Meski sibuk hingga kelelahan sampai masuk rumah sakit, namun hal itu tetap dilakukannya dengan semangat melangsungkan hobbynya tersebut. Bukan untuk mencari untung, tapi murni karena merasa senang ketika berkecimpung dalam dunia seni.
Advertisement
Baca Juga
Di tengah-tengah karir sebagai auditor, Metta mulai sadar bahwa kecintaan terhadap seni tersebut tidak juga hilang dan mulai semakin tertarik dan mencari info lebih dalam tentang berbagai bidang usaha terkait seni dan fashion.
“Aku akhirnya mencoba meyakinkan orang tua untuk mendapat dukungan menekuni bidang art and fashion, yang sebelum nya kurang disetujui. Akhirnya mereka menyetujui,” ujar Metta Febriyan dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Auditor
Metta pun sempat kembali mengeyam bangku kuliah dengan menempuh pendidikan di Fashion Design di Lasalle College Jakarta hingga lulus. Namun, sebelum lulus, dirinya sudah beberapa kali diminta orang-orang dan teman yang melihat portofolio di media sosial, untuk dibuatkan gaun pengantin.
“Meski belum berpengalaman, kesempatan dan tantangan tetap aku ambil, dan berhasil mewujudkan impian mereka. Sejak itu mulai berkembang dan ada orderan,” ujar Metta Febriyan.
Sampai akhirnya, Metta memulai bisnis formalnya dengan membangun butik yang dirintis pada awal tahun 2019 di Bekasi, hanya dengan 1 workshop dan dua karyawan. Namun kini sudah berkembang dan menambah jumlah karyawan serta sedang mempersiapkan cabang bisnis yang baru di Jakarta.
“Semua gaun didesain dan produksi sendiri, tidak ada yang beli. Aku selalu mementingkan permintaan dan kesenangan klien dan kualitas baik dari bahan, kerapihan, pola baju, service, hingga model yang up to date,” ujarnya.
“Selain itu kita mengikuti trend dan up to date, bukan berarti kita menghilangkan jati diri. Ciptakan lah karya yang mencerminkan identitas diri, sehingga orang bisa melihat ada kelebihan dan keunikan pada karya tersebut,” tambahnya.
Advertisement
Pandemi
Di masa pandemi Covid-19, Metta tetap berkreasi dengan memperkerjakan para karyawannya di rumah. Namun seiring dengan situasi yang ditetapkan pemerintah, butiknya sudah buka kembali.
“Tapi kita by appointment (agar bersifat lebih eksklusif dan dapat menjaga kenyamanan ruangan). Maksimal tamu 2 pihak dalam sehari. Selalu memenuhi protokol kesehatan, dan mensterilisasi butik dan baju dengan UV light dan disinfektan secara rutin,” ujarnya.
Di masa pandemi ini pula, Metta juga memberikan paket diskon untuk yang memerlukan jasa pernikahan.
“Kami juga memiliki berbagai paket lengkap wedding, sangjit / engagement, ataupun bisa untuk pembuatan maupun peminjaman baju secara satuan. Kami juga bekerja sama dengan vendor wedding seperti florist, yang mana klien yang deal akan mendapat voucher discount florist. klien juga boleh meminjam aksesoris untuk acara pesta maupun wedding yang tersedia di butik,” ujarnya.
Digunakan
Tak hanya itu saja, desain yang dibuat Metta juga pernah menjadi juara 3 UC 1000 Fashion Design Contest. Selain itu rancangannya juga pernah digunakan Cakra Khan untuk Grand Opening Ceremony of Asian Games 2018.
Beberapa artis juga pernah menggunakan pakaian rancangannya seperti Fitri Carlina, Wika Salim, Rina Nose, Inul Daratista, Nino RAN, Aaliyah Massaid, vokalis Armada Band, Brata Kartasasmita (mr universe tourism 2018), dan beberapa peserta dan runner up beauty pageant lainnya.
Advertisement