Liputan6.com, Jakarta - Panggung musik menjadi industri yang paling terpukul karena pandemi. Tak ada lagi aktifitas yang menampilkan karya musik di atas panggung. Kondisi ini juga dialami oleh DJ Shandy yang bergelut di dunia musik Electronic Dance Music (EDM).
Kondisi sulit tak membuat DJ Shandy berhenti berkarya. Berbekal kejelian melirik peluang usaha, DJ Shandy justru tertarik menggeluti bisnis di bidang vapor alias rokok elektrik. Ia diketahui mendirikan JVS Group bersama rekannya, Budiyanto, pada 2015.
"Saat ini Jakarta memang tampak padat. Seakan-akan sudah penuh. Tapi sebetulnya, di sini masih banyak celah bisnis yang menarik. Bagi saya Jakarta tetap punya peluang bisnis yang potensial," kata DJ Shandy kepada pewarta di Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Advertisement
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Influencer
Selain dikenal sebagai disc jockey, DJ Shandy juga familiar di telinga pecinta vapor sebagai influencer. Ia tercatat memiliki banyak prestasi di kompetisi cloud cashing.
"Orang tua saya dari dulu mengajarkan, bahwa jika sudah punya cinta di suatu bidang, buktikanlah dengan sikap gigih dan terus konsisten," dia menjelaskan.
Â
Â
Â
Advertisement
Terinspirasi dari Jack Ma dan Bill Gates
Dalam menjalankan bisnis, DJ Shandy mengambil inspirasi dari dua sosok yang paling diidolainya. "Jack Ma dan Bill Gates mengajari saya, bahwa menaklukkan zona keras itu bukan hal mustahil. Mereka tumbuh di kota yang lebih keras dari Jakarta," dia menguraikan.
Â
Â
Â
ICONIC Entertainment
Ke depan, DJ Shandy berkeinginan untuk menambah lini bisnisnya. Selain vapor, DJ Shandy berencana untuk mengembangkan bisnis di industri digital media dengan mengembangkan ICONIC Entertainment.
"Bisnisnya ini merupakan produsen konten kreatif yang mengedepankan daya tarik kemasan, kekuatan konsep, dan kualitas edutainmen (hiburan-edukasi)," kata dia.
Â
Â
Â
Advertisement