Sukses

6 Hit Besar Karya Dorie Kalmas, Musisi yang Meninggal Dunia 2 Tahun Silam Tanpa Eksposur Media

Menurut penuturan sang istri, Dorie Kalmas meninggal pada 12 Mei 2019 tanpa pemberitaan media. Ia menciptakan belasan hit, berikut 6 di antaranya.

Liputan6.com, Jakarta Tak banyak yang tahu, musisi Dorie Kalmas ternyata telah meninggal dunia dua tahun silam. Ia dimakamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan tanpa eksposur media, hanya dihadiri keluarga dan sahabat dekat.

“Ya, benar. Dimakamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan. Prosesnya memang sangat cepat. Mas Dorie meninggal 12 Mei 2019, lahir 2 Mei 1959,” ujar istri Dorie, Dra. Atiek Widyaasih, saat dihubungi Showbiz Liputan6.com, Rabu (15/9/2021).

Meninggal dunia setelah berjuang melawan diabetes dan menjalani cuci darah setahun terakhir, Dorie Kalmas melahirkan banyak hit besar sejak dekade 1980-an. Inilah 6 hit besar karya sang hitmaker.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 7 halaman

1. Nada Kasih (1987)

Grammy Records merilis album Do Not Erase milik Fariz RM pada 1987. Memang benar, judul album adalah doa, Do Not Erase tak terhapus pergerakan zaman berkat sejumlah hit yang tersimpan di dalamnya, termasuk “Nada Kasih,” duet dengan Neno Warisman.

Siapa sangka, 13 tahun kemudian, karya Dorie Kalmas ini direkam ulang Rio Febrian dan Erra Fazira untuk memperkuat album Indohit 2 rilisan Sony Music. “Nada Kasih” membuka jalan Rio Febrian sebagai solis papan atas negeri ini.

3 dari 7 halaman

2. Susie Bhelel (1989)

Dorie Kalmas juga lihai membuat nomor rock and roll yang memuat isu sosial. Salah satunya, “Susi Bhelel” yang ada album Fashionova Fariz RM. Ditulis bareng Fariz dan Sekar Ayu Asmara, lagu ini tentang Susie, siswi SMP “produk” brokenhome yang melacurkan diri.

Dituturkan bak skenario film unhappy ending, “Susie Bhelel” berakhir tragis dengan: Seorang laki-laki tua datang dan menggodanya. Tapi tidak seperti biasa, dia nampak tak berdaya. Karena tak terduga pria itu tiada lain ayahnya. Susie pun berlari, menangis...

4 dari 7 halaman

3. Hasrat Cinta (1994)

Tak dianggap materi emas, “Hasrat Cinta” karya Dorie Kalmas ditempatkan di side B urutan terakhir album Karena Cinta milik Asti Asmodiwati rilisan 1991. Tiga tahun berselang, keadaan berbalik 180 derajat.

“Hasrat Cinta” diaransemen ulang Billy J. Budiardjo dan jadi hit besar pada tahunnya bersama pita suara lentur Yana Julio. Lagu ini mengantar Yana Julio sebagai divo papan atas Indonesia dekade 1990-an.

5 dari 7 halaman

4. Selamanya Cinta (1995)

Setahun kemudian, Yana Julio kembali dengan album solo mengandalkan hit karya Dorie Kalmas, “Selamanya Cinta.” Sempat beredar kabar, lagu ini mirip “Do You Dream of Me” dari Michael W. Smith dan refrainnya kayak “This Love Will Last” milik Dayton.

Toh, isu miring ini gagal mengadang jalan sukses “Selamanya Cinta” sebagai tembang abadi. Pada 2007, hit ini dinyanyikan kembali oleh D’Cinnamon untuk soundtrack film Cintapucino. Tetap saja, versi Yana lebih dikenang.

6 dari 7 halaman

5. Bahasa Kalbu (1999)

Dorie Kalmas menemukan melodi dasar “Bahasa Kalbu.” Andi Rianto memolesnya dengan aransemen grande berbalut orkestrasi, seolah dapat “wangsit” bahwa yang ini akan jadi hit besar dan Titi DJ kelak meraih gelar diva.

Benar saja, lagu keroyokan ini sukses mengantar album Bahasa Kalbu meraih plakat platinum karena terjual lebih dari 200 ribu kopi. Tahun lalu, “Bahasa Kalbu” direkam ulang Raisa bareng Andi Rianto. Anda suka yang mana?

7 dari 7 halaman

6. Selamanya Padamu (2001)

Pada 2000, Lusy Rachmawaty membuat keputusan mengejutkan mundur dari AB Three, kelompok vokal yang sedang berada di puncak popularitas bersama hit “Nyanyian Cintamu.” Setahun kemudian, ia merilis album solo Selamanya Padamu dengan hit berjudul sama.

“Selamanya Padamu” ditulis Dorie Kalmas dan jadi hit besar, disusul lagu energik “Ternyata.” Selamanya Padamu membuka jalannya sebagai solis. Sayang, album kedua Lusy Rachmawaty yakni Dua Warna gagal meneruskan kisah sukses ini.