Sukses

Kisah Inspiratif Eko Yuli Irawan: Dulu Menggembala Kambing, Kini Raih Medali Perak Olimpiade Tokyo 2020

Eko Yuli Irawan atlet angkat besi pelanggan medali Olimpiade. Empat kali berlaga di Olimpiade, ia membawa pulang empat medali untuk Ibu Pertiwi.

Liputan6.com, Jakarta Nama Eko Yuli Irawan dibahas dunia setelah menang medali perak Olimpiade Tokyo 2020 di kelas 61 kilogram. Ini bukan kali pertama Eko menyumbang medali untuk Ibu Pertiwi. Di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012, sang atlet merebut medali perunggu.

Empat tahun kemudian, ia mempersembahkan perak pertama. Langganan medali, Presiden Jokowi sampai bilang tak khawatir dan yakin Eko Yuli Irawan pulang dengan “oleh-oleh” untuk Indonesia. Rupanya, Eko tak sengaja jatuh hati pada olahraga angkat besi.

Keluarganya tak ada yang jadi atlet. Suatu hari, ia berkunjung ke rumah teman. Di sana, Eko Yuli Irawan cilik melihat sejumlah piala terpasang. Ia ingin juga punya piala namun bingung cara mendapatkannya. Eko Yuli Irawan kemudian iseng menjajal angkat besi.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Menggembala Kambing

“Saya mulai latihan tanpa sepengetahuan orangtua karena sebenarnya saya punya tanggung jawab menggembala kambing. Orangtua takut, kalau latihan tanggung jawab diabaikan. Awalnya dilarang, tapi saya kekeuh berlatih dan tanggung jawab tetap dijalani,” katanya.

Eko Yuli Irawan menyampaikan ini saat menjadi bintang tamu webinar Bincang Inspiratif Visa Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan, Kamis (23/9/2021). Mulai berlatih pada awal 2001, siapa sangka 10 bulan kemudian ia dipercaya berlaga di Kejuaraan Nasional.

3 dari 5 halaman

Eko dan Masa Sukar

“Dari situ dapat medali emas. Barulah pelatih memotivasi kalau bisa medali emas olimpiade kamu bisa bantu orangtua karena dapat apresiasi dari negara. Lalu, saya punya mimpi dari olahraga angkat besi ini tujuannya ke mana,” kenang atlet kelahiran Lampung, 10 Juli 1989.

Tahun 2004 dan 2005, masa sulit bagi Eko. Orangtua waswas karena perjuangan Eko Yuli Irawan belum membuahkan hasil. Tak menyerah, ia meminta sang ibu bersabar setahun lagi. Benar saja, pada 2006, Eko Yuli Irawan masuk Pelatnas. Uang saku dari Pelatnas dikirimkan ke ibunda tercinta.

 

4 dari 5 halaman

Emas dari SEA Games

“Tahun 2007, saya ikut SEA Games langsung dapat medali emas. Dari situ, hasilnya benar-benar bisa membantu orangtua,” urainya. Di Pelatnas, Eko Yuli Irawan rutin baca majalah tahunan yang membahas siapa atlet angkat besi terkuat sejagat plus total angkatannya.

Eko Yuli Irawan lalu membandingkan pencapaian juara dunia dengan prestasinya. “Alhamdulillah pada 2007 peringkat saya sudah di tiga besar dunia. Normalnya saya bisa menuju Olimpiade, saya bisa ke sana. Di Olimpiade Beijing saya dapat medali perunggu,” ia menyambung.

 

5 dari 5 halaman

Pengorbanan dan Dedikasi

Merespons kisah inspiratif ini, President Director PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman, membayangkan jalan panjang yang ditempuh Eko Yuli Kurniawan cilik hingga menjadi pelanggan medali Olimpiade pasti berat namun tidak mustahil dilewati.

“Terima kasih atas nama Visa Indonesia sebagai satu-satunya wakil Indonesia di Tim Visa kumpulan atlet kelas dunia. Terima kasih atas pengorbanan dan dedikasi mengharumkan nama bangsa selama ini. Saya yakin bisa melihat prestasi selanjutnya dari Eko,” ucap Riko.