Sukses

Olivia Nathania Sebut Guru SMA-nya Ambil Keuntungan dari Kasus Dugaan Penipuan Berkedok CPNS

Olivia bantah tuduhan guru SMA nya yang menyebut dirinya melakukan penipuan

Liputan6.com, Jakarta Olivia Nathania, putri penyanyi Nia Daniaty membantah tuduhan guru SMA-nya, Agustin, telah melakukan penipuan berkedok penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Tak hanya itu, Olivia Nathania juga menjelaskan bahwa Agustin bukanlah korban seperti yang ia bicarakan selama ini. Dia menyebut, Agustin adalah orang yang selama ini merekrut peserta les CPNS yang dibuat Olivia Nathania, dan menjanjikan akan berhasil menjadi PNS.

"Saya ingin menjelaskan bahwa ibu Agustin ini sebenarnya bukan korban. Melainkan dia yang merengkrut orang-orang tersebut," ujar Oi sapaan akrab Olivia Nathania didampingi kuasa hukumnya, Susanti Agustina di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (30/9/2021).

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Keuntungan

Setiap berhasil merekrut seseorang untuk ikut tes CPNS, Agustin mendapatkan keuntungan yang tak sedikit. Bila dihitung, Agustin mengantongi uang miliaran rupiah.

"Dia (Agustin) narik orang 50 juta setornya 25 juta. Kalau dapat 40 juta, 25 setor ke kantor sisanya buat dia. Habis dapat teriak-teriak Oi yang salah dan Oi ikut rekrutmen in. Justru dia lebih aktif mengiming-imingi tembus jadi PNS," ujar Susanti.

"Bu Titin aja alias Agustin bersama orangnya keuntungan sampai 1 Miliaran," sambungnya. 

3 dari 4 halaman

Bukti

Ada bukti-bukti yang dimiliki pihak Olivia terkait keterlibatan Agustin dalam masalah ini. Susanti kembali menegasakan bahwa Agustin bukanlah korban.

"Ada beberapa transaksi dari Mbanking, BNI Ibu Agustin 20 Juta, 10 Juta. Ibu agustin BNI nomor 0244424***. Ada tanggal 9/11 /020. Dari 8 Januari 2020. Ya baru sebagian, belum dari rekening koran," ujar Susanti.

4 dari 4 halaman

Korban

Selama ini Olivia Nathania juga tidak pernah bertemu dengan 225 orang yang diduga menjadi korbannya. 

"Saya tidak pernah bertemu dengan 225 orang korban dan melakukan bujuk rayu," sambungnya.