Liputan6.com, Jakarta Mewakili Lembaga Warkop DKI, putra almarhum Dono, Satrio Sarwo Trengginas, menyampaikan pernyataan sikap kepada kelompok Warkopi yang mengerucut pada lima poin penting.
Dalam konferensi pers virtual yang digelar Rabu (6/10/2021) terungkap, salah satu poin meminta Warkopi ganti nama paling lambat 7 hari kalender sejak tanggal pernyataan sikap dibuat, yakni 6 Oktober 2021.
Advertisement
Baca Juga
Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro, M.M. alias Indro Warkop kemudian menyampaikan pesan penting kepada para pesonel Warkopi yakni Alfin Dwi Krisnandi, Sepriadi Chaniago, dan Dimas Kusnandi.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buat Warkopi Anak-anakku...
“Buat Warkopi anak-anakku, yang mengatur juga, jauhi nama Warkop DKI. Kalau konten itu bukan tanggung jawab saya walaupun kemudian Anda berhadapan lagi dengan PH. Konten dalam arti dari film segala macam Anda berhadapan dengan PH,” katanya.
“Kalau PH-nya enggak terima, mungkin bisa menyomasi atau menuntut juga. Tapi (saran) kami jauhi namanya, brand-nya,” bintang film Bisa Naik Bisa Turun dan Lupa Aturan Main mengingatkan.
Advertisement
Dalam Sejarah
Yang tak kalah penting, seorang seniman akan menjadi legenda saat ia jadi diri sendiri, lepas dari bayang-bayang artis lain. Indro lantas mencontohkan Urip Arphan yang di awal karier dicap mirip legenda Betawi Benyamin Sueb.
“Dalam sejarah belum pernah ada peniru yang sukses juga. Akhirnya mereka sukses sebagai dirinya sendiri. Dan justru lebih dikenal. Saya kasih contoh, almarhum Benyamin Sueb dan almarhum Urip Arphan,” Indro Warkop menerangkan.
Benyamin Sueb, Urip Arphan
“Urip Arphan dikatakan mirip Benyamin, tapi dia berjuang terus menjadi dirinya sendiri. Beda, dan akhirnya Urip Arphan dikenal sebagai Urip Arphan. Bukan lagi sebagai yang mirip Benyamin. Ini sebuah contoh,” Indro Warkop mengulas.
Urip Arphan akhirnya lepas dari bayang-bayang Benyamin Sueb, membintangi puluhan film, mendirikan sanggar seni UPH, hingga beroleh penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta pada 1998.
Advertisement
Seniman Tak Tergantikan
“Saya selalu bilang seniman tidak tergantikan walaupun Anda memang bilang enggak mau mengganti, tapi begini: Hidup di bawah bayang-bayang seseorang yang kemudian seolah Anda merasa seseorang itu enggak akan mencapai (hasil) seperti yang Anda pikir,” urainya.
Diam-diam pelawak kelahiran Purbalingga, 8 Mei 1958 ini mencermati bakat para personel Warkopi.
“Jadi saya tetap mendorong kalian berkarya, berkaryalah. Apalagi saya lihat kalian tukang bercanda, itu modal sebenarnya,” ia mengakhiri.