Liputan6.com, Jakarta Produser film Rofiq Ashari cukup jeli menangkap fenomena dari cerita hantu dalam sebuah film. Ia bersama timnya menggagas produksi Web Series yang rencananya akan ditayangkan di aplikasi Over The Top (OTT) Genflix.
Berjudul My Ghost Friend, Rofiq kemudian memproduksi Web Series ini dengan dibantu sutradara kondang Tarmizi Abka.
Advertisement
Baca Juga
Diambil dari Novel "Hantu Cantik Miranda" karya Diana, pria yang biasa disapa Jimmy itu lalu memercayai peran di Web Series ini kepada sejumlah artis milenial seperti putra artis Venna Melinda, Athalla Naufal, Rizal Biladina, Iqi Rabbani, Sella Selly, Cintaling dan Kevin Raynando.
Akting para artis milenial di My Ghost Friend ini juga diperkuat dengan penampilan aktor senior Jay Khresna.
Â
Para Pemain Baru
Terkait para pemain "My Ghost Friend" yang terbilang "masih baru" di industri perfilman, Sutradara Tarmizi mengaku tak mesti terpengaruh dengan jejak karir para artis.
Menurutnya, saat ini bagaimana sebuah film dapat ditonton banyak orang yakni dengan melihat berapa banyak pengikut (follower) si artis di media sosial.
"Sekarang ini film horor kalau followers artisnya tidak banyak maka film itu kurang diminati," ujar Tarmizi.
Â
Advertisement
Digarap di Masa Sulit
Produser Rofiq sendiri mengaku mendapat tantangan besar dalam memproduksi Web Series ini. Mengingat di masa pandemi Covid-19 ini cukup banyak Production House (PH) yang tidak mau memproduksi film mengingat sulitnya "berjualan".
Namun, pria yang juga berprofesi sebagai pengacara ini justru optimis jika Web Series My Ghost Friend akan diterima baik oleh penonton.
"Pada saat PH lain tidak melakukan produksi justru kami melakukan produksi untuk mengisi kekosongan. Kami bahkan yakin film-film yang kami produksi sangat dinantikan oleh masyarakat. Ini pasti menguntungkan dan tak ada yang rugi," ujar Rofiq Ashari.
Â
Tanggapan Artis Pendukung
Web Series My Ghost Friend yang beberapa pemainnya adalah artis-artis milenial, sudah pasti akan membawa nuansa baru bagi para penonton.
Dari situ, penonton tak melulu melihat artis yang sering tampil berakting, baik di sinetron, film maupun web series.
Dari sejumlah artis milenial pemeran Web Series My Ghost Friend, yang cukup menyita perhatian adalah tampilnya kakak-beradik, Rizal Biladina dan Iqi Rabbani.
Kendati mereka adalah putra dari Rofiq Ashari, secara akting keduanya sudah sangat total. Hal ini dikarenakan keduanya ingin menjadi pemain film atas keinginan sendiri dan bukan perintah atau desakan sang ayah.
"Aku main di film ini karena kemauan sendiri bukan karena ayah produser disini. Ini bisa ditanya sama sutradara bagaimana aktingku di web series ini, apakah sudah bagus atau belum," ujar Rizal, panggilan Abu Rizal Biladina yang diamini sang adik, Muhammad Shidqi Rabbani atau biasa dipanggil Iqi.
Â
Advertisement
Bertolak Belakang dengan Kepribadian
Sedangkan, penyanyi Sella Selly yang juga artis milenial mengaku sangat menghayati perannya di film bergenre horor ini.
Kendati latar belakangnya seorang penyanyi, Sella Selly mengaku harus tetap profesional menghayati peran yang didapatnya dari produser atau sutradara.
Hal senada diungkapkan dua artis pemeran My Ghost Friend, Cintaling dan Kevin. Kendati peran yang mereka dapati bertolak belakang dengan kepribadian, masig-masing mengaku harus total berakting sebagai antagonis.
Lantas seperti apakah cerita di Web Series "My Ghost Friend" ini? Nantikan penayangannya dalam waktu dekat ini.
Genre yang Digandrungi
Seperti kita tahu, film horor selalu mendapat tempat di hati pemirsa. Seseram apapun hantunya, orang Indonesia tetap penasaran untuk menontonnya.
Dari tahun ke tahun, para sineas serta mereka yang bekerja di bidang ini, selalu memperbaharui tingkat keseraman mahluk halus "rekayasa" mereka, baik dari segi tema ceritanya, suara latarnya, hingga tampilan makhluk halus.
Di zaman sekarang yang sudah serba digital, tema cerita film horor menyesuaikan kondisi, sehingga banyak bermunculan cerita hantu "kekinian". Film horor saat sekarang ini tidak melulu menempatkan hantu di kuburan, di rumah kosong, bahkan di tempat angker sekalipun.
Pengisahan hantu di era digital saat ini, sepertinya agak lebih luwes dan tak kaku. Sejumlah kreator film bahkan tetap serius memunculkan hantu di karya sinematografi mereka, kendati itu terkesan tak masuk akal.
Seperti munculnya hantu di sekolah. Ini memang sudah beberapa kali ada di judul-judul film horor Indonesia. Namun benang merah dari cerita hantu di sekolah-sekolah itu tetap pada porsi menakut-nakuti para siswa, yang ujungnya kematian.
Advertisement