Liputan6.com, Jakarta Bipolar tak sesederhana yang dibayangkan awam. Marshanda merasakannya. Salah satu yang membuatnya gelisah berlebih adalah perasaan bahwa sebagai anak, ia tak diinginkan oleh orangtuanya.
Ini diceritakan bintang sinetron Orang Ketiga dalam video interviu yang diunggah kanal YouTube Maia Al El Dul, 25 Oktober 2021. Ada banyak pertanyaan menggantung di benak.
Advertisement
Baca Juga
Belum lagi sejumlah konflik keluarga menyisakan trauma di hati Marshanda. Terjadi selama bertahun-tahun, tanya yang tak terjawab dan rentetan konflik itu berdampak pada kesehatan mental sang artis.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Merasa Tak Diinginkan
“Suatu hari aku umur 20-an, aku pernah baca tentang hipnoterapi. Terus dibilangi ada ciri-ciri anak-anak yang sebenarnya ketika lagi di dalam kandungan orangtuanya itu tidak menerima dia,” katanya.
“Kalau anak ini sudah dewasa, ciri-cirinya begini begini. Terus aku kayak: Wah jangan-jangan gue begitu (tidak diinginkan orangtua -red),” aku pelantun “Pasangan Yang Tepat.”
Advertisement
Tanya ke Mama
Sejak itu Marshanda selalu punya kecurigaan terpendam bahwa sebenarnya ia anak yang tidak diinginkan ibunda sejak dari dalam kandungan. Puncaknya, ia bertanya langsung kepada ibunya.
“Dan aku komunikasi ke Mama, aku cerita benar enggak sih? Mama bilang: Enggak sayang, mama tuh sayang sama Caca dari mama hamil,” artis kelahiran Jakarta, 10 Agustus 1989 mengingat.
Kembali ke Fase Janin
Ibunda Marshanda meyakinkan putrinya bahwa perasaan tak diinginkan itu tak beralasan. Ujaran ibunda tak serta merta menjawab kegelisahan Marshanda. Akhirnya, pertanyaan ini terjawab ketika menjalani terapi Ketamin di AS.
“(Saat disuntik Ketamin) aku tuh berada di… (fase) janin ibu kita dan aku bisa merasakan hari itu adalah hari yang joyfull. Dunia menyambut aku, aku lahir, kedua orangtuaku bahagia dan di situ aku dapat jawabannya,” kenang Marshanda.
Advertisement
Datang dari Sel Tubuh
“Itu datang dari sel-sel di tubuh aku, jiwaku yang memori terekam dari masa kecil sampai sekarang. Itu yang kasih tahu aku kenyataannya. Aku jadi kayak wow. Itu healing aku banget, ternyata kecurigaanku selama ini mungkin karena aku overthinking,” pungkasnya.
Perlahan perasaan unwanted atau tak diinginkan orang tua pun sirna. Kini Marshanda merasa lebih baik dan bahagia. Ia berharap ke depan kesehatan mentalnya membaik.