Liputan6.com, Jakarta Marshanda membeberkan perjuangan melawan bipolar hingga menjalani sejumlah terapi di Amerika Serikat. Tak hanya itu, mantan istri Ben Kasyafani buka kartu soal kehidupan pribadi.
Marshanda rupanya sudah sekitar tiga tahun jomlo. Kali terakhir pacaran tahun 2018 namun kandas. Tak ada penyesalan dan tetes air mata saat hubungan bintang sinetron Orang Ketiga ambyar.
Advertisement
Baca Juga
“Terakhir pacaran 2018,” kata Marshanda dalam video interviu di kanal YouTube Maia AlElDulTV, pekan ini seraya memastikan, putus cinta tak berdampak buruk pada kesehatan mental.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Zero
“Aku tuh begini, kalau sudah mau putus, itu tandanya aku sudah yakin benar-benar sudah zero. Enggak ada rasa (lagi kepada pasangan),” tutur pelantun “Pasangan Yang Tepat.”
Tidak ada dalam kamus hidup Marshanda minta putus padahal masih cinta. Itu bagian dari jujur kepada diri sendiri. Saat putus cinta, ia tak depresi atau main drama dengan diri sendiri.
Advertisement
Meninggalkan Pasangan
“Jadi aku tuh enggak pernah putus atau meninggalkan pasanganku saat aku masih cinta. Jadi aku menyadari benar rasanya sudah mati, jadi ketika putus aku baik-baik saja,” Marshanda menyambung.
“Jadi kalau misalnya ngaruh ke mood tuh, masih dalam relationship tapi misalnya banyak konflik nah itu baru (berdampak),” aktris kelahiran Jakarta, 10 Agustus 1989 menjelaskan.
Aku Baru Mengalami
Dalam bipolar, Marshanda berhadapan dengan fase manik dan depresi. Putus cinta saat tak ada lagi rasa yang tersisa membuat Marshanda selamat dari fase depresi. Suasana hati pun terjaga.
“Aku baru mengalami (depresi) itu kalau mendadak setop obat. Tapi selama aku masih minum obat, aku meditasi, aku berdoa, aku jurnalin, aku enggak mengalami (fase) manik dan depresi itu,” urai Marshanda.
Advertisement
Satu Lagi
Bipolar mengajarinya untuk hidup teratur. Tidur minimal 7 jam dan melakukan me time untuk mendengar diri sendiri. Ia juga mengenali faktor pemicu depresi agar dapat menanganinya dengan tepat.
“Satu lagi, kalau lagi merasa sedih atau ada hal yang patut membuat aku kecewa, marah atau apa pun yang enggak nyaman, aku lebih baik jangan memendam atau kabur dari rasa itu,” pungkasnya.