Liputan6.com, Jakarta Bagi penggemar sepak bola Seri A dan Timnas Italia sejati pasti tak asing dengan nama Fabio Quagliarella. Pesepakbola kelahiran tahun 1983 ini telah mencetak gol-gol spektakuler selama berkarir 17 tahun berturut-turut di Seri A.
Di musim 2018-2019, ia selalu mencetak gol untuk 11 pertandingan berturut-turut, rekor yang sebelumnya hanya dicapai oleh Gabriel Batistuta. Di akhir musim, dia berhasil mencatatkan 26 gol di Serie A dan meraih gelar Capocannoniere sebagai top liga pencetak gol, juga dinobatkan sebagai penyerang terbaik liga.
Sebagai pemain yang malang-melintang di Seri A dan berganti-ganti klub, dari Torina, Udinese, Sampdoria, Napoli, Juventus dan kembali lagi ke Sampdoria ini, ternyata Fabio memiliki pengalaman buruk yang membuat dunianya seakan mau berakhir.
Advertisement
Kebenaran tentang pengalaman pahit Quagliarella sampai beberapa waktu lalu tidak banyak diketahui orang. Hingga akhirnya Mola berkolaborasi dengan 20 Red Light SRL mengangkat kisah pribadi Fabio Quagliarella dalam sebuah film dokumenter berjudul Quagliarella, The Untold Truth yang resmi ditayangkan di Mola mulai 30 Oktober 2021.
Peluncuran film dokumenter Quagliarella, The Untold Truth sekaligus menandai perluasan layanan Mola ke 4 negara baru yaitu Inggris, Italia, Singapura dan Malaysia.
Pengalaman Pahit Dalam Hidup Fabio Quagliarella
Spesialnya dari film dokumenter Quagliarella, The Untold Truth ini adalah karena menampilkan kisah Fabio Quagliarella yang mengalami penguntitan hingga ancaman pembunuhan selama beberapa tahun oleh seorang polisi yang sebelumnya ia kenal dan sering dikunjungi. Peristiwa tersebut sangat mempengaruhi kehidupan, pilihan dan karir Fabio Quagliarella. Sehingga ia harus mengambil keputusan meninggalkan klub kesayangannya, Napoli. Hal ini pula yang memicu kebencian para fans Napoli dan tak henti-hentinya menghujat Fabio.
Seiring berjalannya waktu dan setelah melalui proses panjang, akhirnya penguntit tersebut dijatuhi hukuman tingkat pertama yakni 4 tahun 8 bulan penjara pada tahun 2019. Terdakwa juga dijatuhi larangan untuk memiliki jabatan publik dan ganti rugi atas kerugian yang dialami Fabio.
Dikutip dari Genova24, “Awalnya - kata Quagliarella - ketika saya disuguhi film dokumenter itu, saya sangat skeptis. Saya tidak memiliki karir seperti Totti atau Del Piero, tetapi saya memiliki kekhasan ini”. Fakta bahwa Fabio adalah korban penguntitan.
“Saya kesulitan membicarakannya dan membuka jurang itu lagi, itu tidak mudah. Saya langsung memberi tahu D'Onofrio 'kalau begitu mari kita lihat', tetapi seiring waktu saya percaya dan perlahan-lahan saya dan keluarga saya terbuka dan mulai berbicara sampai-sampai itu hampir seperti serial TV. hal yang indah".
Kasih sayang orang-orang yang membantu Fabio untuk maju dan meninggalkan kenangan indah di merupakan faktor penting untuk disukai banyak orang: "Menerima tepuk tangan dari semua orang bahkan jika Anda mencetaknya adalah suatu kesenangan".
Banyak pesan video dari mereka yang ditemui Quagliarella di perjalanan panjangnya dan yang membuatnya bergerak. Antonio Conte menggarisbawahi: “Pengakuan yang bagus, Anda pantas mendapatkannya. Saya akan selalu mengingat profesionalisme Anda dan cara Anda menjadi pria yang baik, jujur, tulus, dan sensitif."
Karena Gigi Buffon, Quagliarella mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit dengan sangat solid: “Pengalaman Anda akan membantu orang lain”.
Advertisement
Fabio Quagliarella yang Begitu Dicintai Keluarga
Selain mengulas pengalaman buruk yang dialami Fabio, 'Quagliarella, The Untold Truth' tentunya mengulas perjalanan karir Fabio dan bagaimana bakatnya bisa terasah. Pada awal-awal film, kamu akan melihat bagaimana peran keluarga dan lingkungan memiliki peran penting dalam perjalanan hidup dan karir seorang Fabio Quagliarella.
Dia begitu cintai ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Saat pertama kali harus pergi ke Torino untuk meniti karir, keluarga bahkan tak tega melepas untuk menjalani hidup jauh dari keluarga.
Beberapa pemain sepak bola ternama dan rekan Fabio juga dimintai testimoni dalam film dokumenter ini antara lain, Leonardo Bonucci, Alessandro Del Piero dan Simone Pepe.
'Quagliarella, The Untold Truth' disusun dan ditulis oleh Goffredo d'Onofrio, disutradarai oleh Giuseppe Garau dan sebagai executive producer adalah Mirwan Suwarso. Film dokumenter yang bekerja sama dengan 20 Red Lights ini menampilkan Roberto Minotti sebagai direktur fotografi; produser proyek Arianna Dolini, diedit oleh William Weber dan Alessandro Belotti.
Saksikan 'Quagliarella, The Untold Truth' di Mola dan petik segala pesan positif yang bisa bermanfaat bagi kamu membangun keluarga, mengejar cita-cita sebagai pemain sepak bola dan menghadapi masalah dan tantangan yang ada.
Selamat menonton.
(*)